Sekilas Tentang Tanaman Jahe
Nama ilmiah dari tanaman jahe adalah Zingiber officinale rose. Tanaman ini banyak dibudidayakan di
Tanaman jahe dapat dengan mudah dikembangkan melalui tunas yang terdapat pada rimpangnya. Sehingga tanaman jahe dapat tumbuh dengan baik mulai dari dataran rendah hingga sampai ketinggian 1.750 meter di atas permukaan laut (dpl), dan sudah dapat dipanen pada umur 6 – 10 bulan.
Jahe Gajah, yang memiliki ciri fisik berumbi besar serta gemuk dengan rasa yang tidak terlalu pedas
Jahe Emprit, memiliki ciri fisik berumbi agak pipih dengan ukuran yang lebih kecil dari jahe gajah, tetapi memiliki rasa yang lebih pedas.
Jahe Merah, yang memiliki ciri fisik berumbi kecil dengan warna merah dan memiliki rasa yang sangat pedas.
Rimpang jahe mengandung minyak menguap (volatil), minyak tidak menguap (non-volatil), dan pati. Minyak menguap yang disebut dengan minyak atsiri merupakan komponen pemberi aroma pada jahe. Minyak atsiri tersebut terdapat dalam kadar 1,5 – 3 %. Minyak atsiri tersusun dari beberapa komponen yang meliputi kamfen, sineol, bornewol, geraniol, zingiberen, dan zingiberol.
Sedangkan, minyak tidak menguap atau oleoresin pada jahe merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Oleoresin tersusun dari beberapa komponen yang meliputi gingerol, zingeron, shogaol, amilum, dan tannin.
Berdasarkan kandungan unsur kimia tersebut, maka jahe banyak sekali dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri antara lain :
- Industri minuman, sirup jahe, jahe instan
- industri kosmetik
- industri makanan, seperti permen jahe, manisan jahe, enting-enting jahe
- industri bumbu dapur
- industri jamu tradisional
Peralatan
- Pisau, untuk mengupas kulit dan memotong rimpang jahe
- Parut, untuk memarut atau menghaluskan bahan
- Saringan, untuk menyaring bahan atau memisahkan sari-sari bahan dari ampasnya.
- Baskom, untuk menampung hasil pencucian, pengupasan, pemarutan, penyaringan, ataupun pemasakan.
- Pengaduk, untuk mengaduk campuran bahan
- Wajan, untuk memasak bahan
- Kompor, sebagai sumber panas untuk memasak
- Ember, untuk menampung bahan pada saat pencucian, pengupasan, dan sebagainya.
- Ayakan, untuk memisahkan butiran instan kasar dengan yang halus
- Plastik, untuk mengemas jahe instan yang dihasilkan
- Lilin, lampu kecil, plastic sealer, untuk melekatkan atau menutup plastik pengemas
- Sendok, untuk memasukkan jahe instan ke dalam plastik pengemas
- Timbangan, untuk menimbang bahan-bahan dan produk yang sudah jadi
- Tas plastik atau karton, untuk mengemas atau menyatukan jahe instan kemasan kecil
Bahan – Bahan
Beberapa bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat jahe instan adalah sebagai berikut :
1. Umbi atau Rimpang Jahe
Biasanya rimpang jahe yang digunakan berasal dari jahe gajah atau jahe emprit yang mempunyai kualitas tinggi, yaitu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
v Sehat, tidak busuk dan tidak kisut
v Segar, belum terlalu lama disimpan
v Cukup Tua
v Bersih dari kotoran
v Kulitnya mengkilap
2. Gula Pasir
Gula pasir yang digunakan haruslah berwarna putih bersih dan bebas dari segala kotoran
3. Sereh
Sereh yang digunakan dipilih dari sereh yang sudah cukup tua dan tidak busuk. Sebelum digunakan, sereh harus dicuci bersih
4. Daun Pandan
Daun pandan yang digunakan dipilih dari daun yang berwarna hijau, segar, dan tidak terserang penyakit
5. Garam
Garam yang digunakan dipilih dari garam yang beryodium, bebas dari kotoran,berwarna putih dan terbungkus rapat
Volume Bahan
Volume bahan yang digunakan dalam pembuatan jahe instan mempunyai perbandingan sendiri, yaitu :
v Umbi jahe : 5 Kg
v Gula pasir : 10 Kg
v Daun pandan : 40 helai/10 ikat
v Sereh : 30 batang
v Garam : secukupnya
Jika akan dibuat jahe instan dalam jumlah yang besar, maka volume bahan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan atau disesuaikan dengan perbandingan yang sama.
Cara Pembuatan
Pemarutan
Bahan yang digunakan berupa umbi jahe di kupas hingga bersih, kemudian diparut sampai halus. Pemarutan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Sementara daun pandan dan sereh dapat dihancurkan dengan cara ditumbuk ataupun diparut sampai lembut dan kemudian dapat diperas dengan mudah untuk diambil sarinya.
Pemerasan
Umbi jahe yang telah diparut dan daun pandan serta sereh yang telah ditumbuk, dicampur dan kemudian diperas untuk diambil sarinya. Pemerasan dilakukan diatas saringan secara berkali-kali sehingga diperoleh sari sebanyak mungkin. Kemudian sari jahe, daun pandan, dan sereh yang diperoleh disaring lagi sehingga diperoleh sari yang benar-benar bersih.
Penambahan Gula dan Garam
Ke dalam sari jahe, daun pandan dan sereh ditambahkan gula pasir (sebanyak setengah dari volume) serta garam. Kemudian diaduk-aduk hingga seluruh gula pasir dan garam yang dicampur dapat terlarut sempurna.
Pemasakan
Setelah tercampur rata, sari jahe tersebut dimasak dalam wajan dengan api sedang. Dalam pemasakan ini perlu diperhatikan agar wajan yang digunakan harus dalam kondisi yang benar-benar bersih dan terbebas dari segala kotoran khususnya minyak. Adanya minyak sisa gorengan akan menyebabkan kegagalan proses pembuatan jahe instan.
Selama pemasakan, pengadukan harus terus dilakukan untuk menghindari penggumpalan atau penghangusan. Pemasakan terus dilakukan hingga terbentuk adonan yang kental dan berkesan berminyak
Penambahan Gula
Jika adonan sudah kental maka ditambahkan setengah volume gula pasir yang masih tersisa dan terus dilakukan pengadukan. Pemasakan dan pengadukan terus dilakukan hingga adonan mengental dan terbentuk serbuk atau bubuk. Dalam keadaan masih panas, serbuk yang terbentuk harus dihancurkan/dihaluskan menggunakan pengaduk hingga menjadi serbuk yang lembut. Penghancuran yang dilakukan dalam keadaan dingin, akan sulit dilakukan mengingat serbuk tersebut telah mengeras. Selanjutnya diangkat dari wajan dan didinginkan.
Pengayaan
Serbuk yang telah dihancurkan, kemudian diayak hingga diperoleh jahe instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi.
Jahe instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam kantong plastik ataupun toples.
No comments:
Post a Comment