Tanaman hias ruangan umumnya hanya memperoleh cahaya alami yang berasal dari jendela atau pintu dan dalam jumlah yang sangat terbatas. Rata-rata intensitas pencahayaan di dalam ruangan adalah 10 – 100 foot candle (fc).
Tanda-tanda tanaman yang menderita akibat kekurangan cahaya adalah sebagai berikut :
Ukuran daun lebih kecil daripada daun yang normal
Pertumbuhan tanaman terhambat dan lemah
Batang tanaman memanjang dan langsing
Jarak antara daun yang satu dengan yang lain lebih jauh karena tanaman tumbuh merentang untuk mendapatkan cahaya matahari lebih banyak
Daun berwarna pucat, kuning, layu, dan berguguran
Daun dan batang tanaman cenderung tumbuh mengarah kepada sumber cahaya.
Cara mengatasi tanaman yang kekurangan cahaya adalah sebagai berikut :
Tanaman sering di bawa keluar ruangan agar memperoleh cahaya yang cukup
Tanaman yang batang dan daunnya cenderung mengarah ke sumber cahaya harus sering diputar-putar secara bergantian arah. Dengan upaya pemutaran tersebut maka tajuk tanaman akan tumbuh merata.
Cahaya matahari yang menimpa tanaman secara berlebihan dapat mengakibatkan daun-daun tanaman menjadi layu atau terbakar, dan akhirnya tanaman mati. Meskipun tanaman yang mendapat cahaya tersebut masih mampu bertahan, tetapi kondisinya akan tetap merana.
Pengaturan Cahaya di Dalam Ruangan
Tanaman hias sekarang sudah banyak yang ditempatkan di sudut-sudut ruang yang tak terjangkau cahaya alami. Dengan menambahkan cahaya buatan dari lampu neon atau lampu pijar, tanaman hias dapat hidup dengan baik. Cahaya lampu yang terbaik adalah lampu neon karena cahayanya sejuk dan tidak membakar tanaman. Jarak antara lampu dan tanaman harus diatur secara tepat agar tidak membakar tanaman.
Jarak Sumber Cahaya dan Tanaman
Intensitas cahaya yang diterima tanaman dipengaruhi oleh jaraj dari sumber cahaya, volume sumber cahaya, dan reflektor. Antara sumber cahaya dan tanaman yang tidak diatur dengan baik dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang diterima tanaman.
Jarak antara sumber cahaya dan tanaman ditentukan mulai dari pucuk tanaman sampai ke bola lampu. Untuk tanaman yang masih muda, jarak antara lampu dan tanaman adalah 50 cm. untuk tanaman yang sudah dewasa, jarak antara lampu dan tanaman sekitar 100 cm. Sedangkan untuk tanaman berbunga, jarak lampu dan tanaman adalah 75 cm.
Untuk mengarahkan cahaya lampu yang baik dan untuk meningkatkan intensitas pencahayaan, sebaiknya digunakan reflektor. Reflektor tersebut gunanya adalah untuk meningkatkan kebutuhan pencahayaan tanpa menambah kekuatan aliran listrik.
Tanaman yang jaraknya 15 cm di bawah dua buah neon 40 watt tanpa reflektor, akan menerima intensitas pencahayaan 500 f.c. Tetapi jika lampu tersebut diberi reflektor, maka tanaman akan menerima pencahayaan sebesar 700 f.c.
Tanaman sirsak mempunyai nama ilmiah Annona muricata Linn. Tanaman ini termasuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah yang beriklim tropis yang kemudian menyebar kesemua benua.
Tanaman sirsak dapat tumbuh di sembarang tempat, namun daerah yang ideal untuk tanaman sirsak adalah daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang berketinggian kurang dari 1.000 meter diatas permukaan laut.
Buah sirsak banyak mengandung vitamin dan serat. Selain mengandung vitamin A, B dan C, buah sirsak juga mengandung gula sekitar 12%. Setiap buah sirsak terdiri atas 68% daging buah yang dapat dimakan, sisanya berupa kulit 20%, biji 8,5 %, dan hati atau empulur 4%. Kandungan air pada buah sirsak cukup tinggi yaitu sekitar 82%.
Manfaat Buah Sirsak
Banyak sekali manfaat yang terkandung dalam buah sirsak, antara lain :
Buah sirsak dapat digunakan untuk mengobati penyakit wasir, gunakanlah buah sirsak masak yang diperas airnya. Minumlah air sirsak tersebut 2 kali sehari, pagi dan sore.
Buah sirsak setengah masak juga berkhasiat untuk mengobati penyakit kandung air seni. Caranya, buah sirsak setengah masak diambil dagingnya dan dibuat kolak dengan diberi bumbu gula dan garam secukupnya. Kolak ini dapat mengobati sakit kandung air seni bila dimakan secara rutin selama seminggu.
Daun sirsak dapat digunakan untuk mengobati sakit pinggang. Siapkan 20 lembar daun sirsak dan direbus dalam 5 gelas air. Didihkan rebusan tadi hingga airnya tinggal 3 gelas. Setelah cukup dingin, diminum 1 kali sehari sebanyak ¾ gelas. Sedangkan daunnya yang masih muda dapat dipakai untuk mengobati bisul. Caranya, siapkan daun sirsak muda secukupnya, kemudian tumbuk halus dan tambah air sedikit sambil diaduk sampai merata. Tempelkan adonan tersebut pada bagian yang berbisul.
Tentang Sirup Sirsak
Sirup sirsak merupakan pemanfaatan buah sirsak yang telah masak sebagai bahan minuman. Dengan cara ini dapat disajikan minuman segar dengan aroma khas buah sirsak asli setiap waktu tanpa harus menunggu musim berbuah. Meskipun dipasaran tersedia inti rasa buah buatan, namun aromanya tetap tidak dapat menandingi rasa sirup buah sirsak asli. Selain itu, sirup buah asli lebih bergizi dibandingkan dengan sirup sirsak buatan.
Sirup sirsak merupakan larutan inti untuk minuman, maka penyajiannya harus diencerkan terlebih dahulu dengan air atau es. Karena sirup merupakan bahan minuman dari hasil olahan, maka untuk melindungi konsumen Departemen Perindustrian menetapkan standar mutu untuk sirup.
Pembuatan Sirup Sirsak
Pembuatan sirup sirsak cukup sederhana dan dapat dilakukan sendiri oleh anggota keluarga. Untuk kebutuhan sendiri, pembuatan sirup sirsak memberikan beberapa keuntungan, misalnya harganya lebih murah, menggunakan gula dari sari buah asli, kadar gula serta rasa asam sirsak dapat disesuaikan dengan selera.
Usaha pembuatan sirup sirsak membutuhkan ketekunan dan perencanaan yang matang. Sebagai barang dagangan, sirup harus dapat memikat calon pembelinya. Oleh karena itu, kualitas sirup harus terjamin, baik segi rasa, kepekatan, maupun keamanan bagi kesehatan konsumen.
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemasan. Kemasan harus dibuat yang dapat menarik calon pembeli.
Di bawah ini disajikan rencana usaha pembuatan sirup sirsak dalam skala usaha kecil/rumah tangga.
Nama produk : Sirup Sirsak
Kualitas produk : Sirup mutu I ( kadar gula 65%)
Produksi per hari : 30 botol @630 ml
Harga eceran per botol : Rp. 8.000,-
Harga dasar per botol : Rp. 6.200,-
Kebutuhan bahan baku daging buah sirsak per hari : 20 Kg
Periode produksi 1 bulan : 25 hari kerja
Peralatan Pembuatan Sirup Sirsak
Sebelum memulai membuat sirup sirsak, maka ada beberapa macam peralatan yang harus dipersiapkan untuk menunjang kelancaran pembuatan sirup sirsak, antara lain :
Ember, untuk wadah air bersih
Bak, untuk mencuci alat-alat dan botol-botol kemasan
Jam, untuk mengukur waktu
Gelas ukur, untuk menakar bahan
Timbangan, untuk menimbang bahan
Panci email, untuk memasak sirup
Mangkok kocokan, untuk mengocok putih telur
Blender, untuk menghancurkan buah
Pisau, untuk menguliti dan membersihkan buah
Telenan kayu, untuk landasan pembersihan buah
Pengaduk kayu, untuk mengaduk sirup
Sendok, untuk mengocok putih telur
Kain penyaring, untuk menyaring sari buah dan sirup
Kompor, untuk memasak sirup
Corong, untuk mempermudah menuangkan sirup ke dalam botol kemasan
Botol, tutup, dan karet perapat tutup, untuk mengemas sirup
Plastik segel, untuk menyegel tutup botol
Label, untuk etiket dagang yang ditempelkan pada botol kemasan
Dandang, untuk pengukusan botol sirup
Alat pemasang tutup botol, untuk memasang tutup botol hingga rapat.
Bahan Baku Pembuatan Sirup Sirsak
Sirsak, buah sirsak yang digunakan harus dipilih dari buah sirsak yang matang. Bagian buah yang digunakan hanya bagian daging buahnya saja. Kualitas buah harus baik, bebas dari hama dan penyakit serta masih segar. Direncanakan mengolah daging buah sirsak 10 kg setiap hari atau setara dengan 15 kg sirsak utuh berkulit.
Gula pasir, berfungsi sebagai pemanis dan pengawet sirup, kadar gula 65%. Gula pasir yang digunakan harus putih bersih agar tingkat kemanisannya tinggi dan sirup yang dihasilkan jernih. Direncanakan membutuhkan gula pasir sebanyak 14 Kg per hari.
Putih telur, digunakan sebagai penggumpal yang dapat mengikat partikel lembut dari sari sirsak dan kotoran gula sehingga terbentuk butiran yang lebih besar dan dapat tersaring dengan kain. Direncanakan membutuhkan telur ayam (diambil bagian putihnya saja) sebanyak 5 butir.
Air bersih, berfungsi sebagai bahan pelarut dan pencucian dalam proses pembuatan sirup. Air yang digunakan harus bersih dan sehat, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung kuman dan bahan yang membahayakan kesehatan manusia. Direncanakan membutuhkan 9 liter air masak setiap hari. Sedangkan untuk kebutuhan pencucian dan sebagainya harus disediakan air secukupnya.
Proses Pembuatan Sirup Sirsak
1.Pemilihan Bahan
Sirsak dipilih yang besar dan tidak cacat, umurnya harus sudah benar-benar tua dan masak. Direcancakan mengolah daging buah sirsak bersih sebanyak 10 kg, maka perlu disiapkan sekitar 15 kg buah utuh yang masih kulitan.
2.Pencucian
Buah sirsak dicuci dengan air bersih agar terbebas dari segala kotoran yang melekat pada kulit buah sirsa.
3.Pengambilan Daging Buah
Buah sirsak yang telah bersih dipotong dengan pisau untuk diambil dagingnya. Kulit, biji, dan hati buah (empulur) dibuang sehingga diperoleh daging buah yang bersih. Daging buah yang kurang baik harus dipotong dan dibuang.
4.Penimbangan
Daging buah yang baik ditimbang seberat 10 kg. Penimbangan ini harus dilakukan agar diperoleh rasa sirup sirsak yang baik.
5.Penghancuran
Daging buah sirsak yang telah disiapkan sebanyak 10 kg dihancurkan agar mudah diambil sarinya. Selain daging buah, perlu juga disiapkan air masak sebanyak 9 liter. Letakkan buah di atas wadah yang dialasi panci atau baskom. Remas-remaslah daging buah sambil diberi air secukupnya agar sari buah dan ampas halusnya mengucur tertampung di panci.
Selain menggunakan tangan, pelumatan daging buah dapat juga dilakukan menggunakan alat bantu penggilingan (blender), dengan alat ini pelumatan bisa berjalan lebih mudah dan cepat. Setelah digiling halus, bubur sirsak ditampung dalam panci.
6.Penyaringan Tahap I
Setelah daging buah sirsak menjadi lumat, larutan air buah tersebut disaring dengan kain. Penyaringan ini sekaligus sebagai pemerasan atau pemisahan akhir antara air sari buah dan ampasnya. Jika masih ada sisa sari buah yang tertinggal pada ampas, maka perlu diperas lagi dengan tangan. Air sari buah yang bening ditampung di dalam panci.
7.Pencampuran Putih Telur
Siapkan 5 butir telur ayam, pecah dan ambil putih telurnya. Kocoklah putih telur tersebut dan dicampurkan dengan sekitar ½ liter air sari buah sirsak. Kocoklah campuran tersebut hingga merata. Selanjutnya, campurkan kocokan tadi dengan sari buah lainnya dan aduk sampai tercampur merata.
8.Pencampuran Sari Buah Sirsak dan Gula
Tumpangkan panci berisi air sari sirsak diatas kompor. Tuangkan gula pasir di dalamnya. Rebuslah adonan tersebut sambil diaduk-aduk agar gula tak lengket pada dasar panci. Didihkan larutan sampai gulanya larut semuanya.
Karena pemanasan, putih telur dalam larutan itu akan menggumpal dan mengikat butiran-butiran halus dari sari buah serta kotoran gula. Oleh karena itu, selama pendidihan akan terjadi buih putih di permukaan larutan. Buih tersebut harus dibuang.
9.Pendinginan
Turunkanlah panci berisi sirup sirsak dari kompor dan biarkan hingga menjadi dingin. Meskipun sirup tidak dipanaskan lagi, namun proses penggumpalan kotoran akan terus berlangsung. Gumpalan kotoran akan tampak melayang-layang di dalam sirup. Penggumpalan akan optimal bila sirup didiamkan selama 24 jam.
10.Penyaringan Tahap II
Sirup yang telah dingin disaring dengan menggunakan kain. Caranya, saringan dipasang dimulut panci, lalu sirup dituangkan. Karena butiran lembut telah diikat oleh putih telur, maka akan menjadi gumpalan yang lebih besar sehingga tidak dapat lolos lagi dari saringan kain.
Sirup yang masih kental kadangkala agak sulit menembus kain penyaring, maka perlu ditekan dengan tangan agar dapat mengalir dengan lancar. Caranya, kain yang telah dituangi sirup ditangkupkan, kemudian diremas sambil diurut dari atas ke bawah. Dengan cara demikian, sirup akan mengucur keluar saringan dan ampasnya tertinggal di dalamnya. Sirup ditampung dalam panci dan siap dikemas.
Proses Pengemasan Sirup
1.Sterilisasi Botol Kemasan
Botol kemasan harus dicuci dan disterilkan sebelum digunakan untuk mengemas sirup. Cara membersihkan botol-botol kemasan adalah direndam dalam bak pencuci, lalu digosok dengan sabun, baik bagian luar maupun dalam botol. Setelah dibilas sampai bersih dan tak berbau, botol-botol tersebut ditiriskan dengan cara dibalik.
Menjelang digunakan, botol-botol disterilkan dengan cara dikukus selama 20 menit terhitung sejak air mendidih. Selama pengukusan, tutup botol tidak boleh terpasang. Penyucian dan pensterilan ini berlaku untuk botol yang baru maupun botol yang dipakai ulang.
2.Pengisian
Sebelum diisikan ke dalam botol, sirup dipanaskan lagi sampai dengan suhu 90 derajat. Dalam keadaan panas, sirup dituangkan ke dalam botol dibantu dengan corong. Pengisian setiap botol 630 ml atau sekitar 3 – 4 cm di bawah tutup botol.
Dari bahan yang terdiri atas 10 kg buah sirsak, 14 kg gula pasir, dan 9 liter air, akan diperoleh sirup sebanyak 30 botol.
3.Pemasangan Tutup Botol
Setelah terisi sirup, botol segera ditutup. Caranya letakkan botol pada lantai alat pemasang tutup. Pasang tutup dan karet perapatnya, kemudian pengungkit ditekan ke bawah. Silinder perapat akan menekan tutup sambil mencengkeram, maka terpasanglah tutup pada mulut botol dengan rapat.
4.Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah cara pengawetan sirup dengan cara pemanasan. Caranya, botol berisi sirup direndam dalam air mendidih selama 30 menit. Selanjutnya botol diagkat dan diletakkan pada posisi terbalik selama 15 menit. Bila terjadi perembesan, berarti tutup tidak rapat dan harus diganti diserta pasteurisasi ulang.
5.Pemasangan Segel dan Label
Selongsong plastik segel disarungkan pada ujung botol yang telah dipasangi tutup. Kemudian bagian yang berselongsong tersebut dicelupkan ke dalam air panas. Karena terkena air panas, plastik segel akan mengerut dan menempel ketat pada ujung leher botol.
Selanjutnya, label ditempelkan pada bagian tengah badan botol. Pada label ini tertera merek dagang produk kita, komposisi bahan yang digunakan, dan isi bersih sirup. Selesai pemasangan label, botol sirup disimpan dalam suhu kamar dan siap dipasarkan.
Tanaman pisang merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman pisang termasuk famili Musaceae yang memiliki banyak jenis, namun pada umumnya pisang dibagi menjadi tiga golongan saja yaitu :
ØPisang yang enak dimakan (Musa paradisiaca L.)
ØPisang yang hanya diambil pelebah batangnya atau serat (Musa textilis Noe). Pisang ini juga dinamakan pisang Manila
ØPisang liar yang hanya digunakan sebagai hiasan seperti pisang-pisangan (Heliconia indica Lamk.), atau pisang lilin yang diambil lilinnya (Musa zebrina Van Houtte)
Buah pisang mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan karbohidratnya terutama berupa zat tepung atau pati dan macam-macam gula.
Kandungan gula dalam pisang terdiri atas senyawa-senyawa seperti : dextrosa 4,6 %, levulosa 3,6% dan sukrosa 2 %.
Sekilas Tentang Tepung Pisang
Tepung pisang cukup kaya karbohidrat dan protein serta mengandung aneka ragam mineral.
Tepung pisang biasanya dimanfaatkan sebagai campuran pada industri roti, cake, biskuit, dan sebagainya. Di berbagai negara tepung pisang digunakan dalam pembuatan pastry, souffle, pudding, dan sebagainya. Juga dapat digunakan sebagai campuran pada industri makanan bayi
Ada beberapa ciri-ciri khusus tepung pisang yang bernilai baik, antara lain :
ØWarna putih
ØRasa dan aroma khas
ØTahan disimpan 9 – 12 bulan
ØTidak ditumbuhi jamur
ØKadar air sekitar 9 11 %
Peralatan
Ada beberapa peralatan yang harus dipersiapkan untuk membuat tepung pisang dengan kualitas tinggi, diantaranya adalah :
ØTimbangan, digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang diperlukan
ØPisau tahan karat (stainless), digunakan untuk mengupas dan mengiris buah pisang
ØTelenan, digunakan untuk meletakkan buah pisang ketika diiris
ØAlat pengering (tenaga surya atau oven), digunakan untuk mengeringkan pisang
ØAlat penggiling, digunakan untuk menggiling pisang kering
ØMangkuk, digunakan sebagai tempat pisang setelah dikupas
ØKantong plastik, digunakan untuk membungkus tepung pisang
ØLilin, digunakan untuk merekatkan kantong plastik
Cara Membuat Tepung Pisang
1.Pemilihan Bahan
Pisang yang akan digunakan dipilih dari jenis pisang kepok yang cukup tua tetapi masih mentah. Pisang tersebut bebas dari gangguan hama dan penyakit serta kerusakan lain. Direncanakan mengolah pisang sebanyak 50 kg per hari.
2.Pencucian
Pisang dicuci dengan air bersih yang mengalir. Dengan pencucian ini, kotoran-kotoran yang masih melekat maupun tercampur diantara buah pisang dapat bersih.
3.Pengupasan
Pisang kepok dikupas kulitnya dan bagian daging buah yang berserabut dihilangkan. Dari bahan pisang 50 kg dapat dipilahkan menjadi : daging buah bersih 32 kg, kulit dan bagian yang tidak terpakai 18 kg
4.Pengirisan
Buah pisang diletakkan di atas telenan lalu diiris-iris tipis sekitar 1-2 mm
5. Pengeringan
Sebaiknya pengeringan dilakukan dengan alat pengering tenaga surya. Lama pengeringan sekitar 24-36 jam. Suhu pengeringan maksimum pada bagian luar 40 derajat celcius sedang bagian dalam 75 derajat celcius.
6. Penggilingan
Setelah didapatkan pisang kering, selanjutnya dapat digiling menjadi tepung. Dari 32 kg daging buah pisang menjadi 9,5 kg tepung pisang.
7.Pengemasan
Tepung pisang yang sudah jadi dikemas dalam kantong plastik. Tutuplah kantong plastik yang telah terisi tepung pisang direkatkan dengan cara disulut dengan api lilin, kemudian disimpan secara baik.
Tanaman temulawak mempunyai nama ilmiah Curcuma xanthorhiza, merupakan herba yang menahun, dengan tinggi tanaman yang bisa mencapai 2 meter. Adapun hasil utama dari temulawak adalah umbi atau rimpangnya.
Rimpang temulawak ini terdiri dari rimpang induk yang berbentuk silindris yang ukurannya akan semakin besar seiring dengan pertambahan umur serta rimpang cabang yang berukuran lebih kecil dan tumbuh ke segala arah.
Tanaman ini dapat dikembangbiakkan dengan menggunakan umbi atau rimpang yang terlebih dahulu telah ditunaskan. Tanaman temulawak dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian 1.500 dpl. Adapun umbi temulawak dapat dipanen saat tanaman telah berumur kurang lebih 1 tahun.
Rimpang temulawak ini banyak mengandung beberapa macam unsur kimia antara lain : curcumin (zat warna kuning) 1,4% - 4%, minyak atsiri yang terdiri atas phellandren, kamfen dan lain-lain sebanyak 7,3% - 29,5%, zat tepung 37% - 61%, lemak, tannin, serta amilum. Minyak atsiri serta curcumin merupakan zat pemberi sifat khas pada temulawak.
Ada beberapa kegunaan khusus dari temulawak yang biasanya digunakan sebagai bahan baku dalam beberapa industri, antara lain :
ØIndustri minuman : bir temulawak, temulawak instan
ØIndustri obat/ jamu tradisional
ØIndustri bumbu dapur
Peralatan
Ada beberapa peralatan yang harus disiapkan untuk membuat temulawak instan antara lain :
ØPisau, untuk mengupas kulit dan memotong rimpang temulawak
ØParut, untuk memarut atau menghaluskan bahan
ØSaringan, untuk menyaring bahan atau memisahkan sari-sari bahan dari ampasnya.
ØBaskom,untuk menampung hasil pencucian, pengupasan, pemarutan, penyaringan, ataupun pemasakan.
ØPengaduk, untuk mengaduk campuran bahan
ØWajan, untuk memasak bahan
ØKompor, sebagai sumber panas untuk memasak
ØEmber, untuk menampung bahan pada saat pencucian, pengupasan, dan sebagainya.
ØAyakan, untuk memisahkan butiran instan kasar dengan yang halus
ØPlastik, untuk mengemas temulawak instan yang dihasilkan
ØLilin, lampu kecil, plastic sealer, untuk melekatkan atau menutup plastik pengemas
ØSendok, untuk memasukkan temulawak instan ke dalam plastik pengemas
ØTimbangan, untuk menimbang bahan-bahan dan produk yang sudah jadi
ØTas plastik atau karton, untuk mengemas atau menyatukan temulawak instan kemasan kecil
Bahan – Bahan
Beberapa bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat temulawak instan adalah sebagai berikut :
1. Umbi atau Rimpang Temulawak
Biasanya rimpang temulawak yang digunakan berasal dari temulawak gajah atau temulawak emprit yang mempunyai kualitas tinggi, yaitu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
vSehat, tidak busuk dan tidak kisut
vSegar, belum terlalu lama disimpan
vCukup Tua
vBersih dari kotoran
2. Gula Pasir
Gula pasir yang digunakan haruslah berwarna putih bersih dan bebas dari segala kotoran
3.Kayu Manis
Kayu manis yang akan digunakan dalam pembuatan temulawak instan adalah kayu manis yang masih baru (belum terlalu lama disimpan) serta masih memiliki bau/aroma yang segar dan tajam. Sebelum digunakan, kayu manis tersebut harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
4.Jeruk Nipis
Jeruk nipis yang akan digunakan harus dipilih dari jeruk nipis yang segar, berkulit tipis, tua, serta tidak cacat ataupun busuk. Sebelum digunakan jeruk nipis harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih
5.Cengkih
Cengkeh yang digunakan untuk membuat kunyit intan adalah cengkeh yang memiliki bunga utuh, tidak keriput, dan berukuran cukup besar. Sebelum digunakan cengkih tersebut harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
6.Pandan
Pandan yang akan digunakan sebagai campuran pembuatan temulawak instan harus dipilih dari pandan yang tua dan segar. Sebelum digunakan daun pandan harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
7.Garam
Garam yang akan digunakan untuk membuat temulawak instan harus dipilih dari garam yang beryodium, bersih dan terbebas dari kotoran berwarna putih dan terbungkus rapat.
Volume Bahan
Volume bahan yang digunakan dalam pembuatan temulawak instan mempunyai perbandingan sendiri, yaitu :
vUmbi temulawak : 5 Kg
vGula pasir : 10 Kg
vKayu manis : 0,25 Kg
vCengkih : 0,25 Kg
vJeruk Nipis : 5 buah
vDaun pandan : 50 helai
vGaram : secukupnya
Jika akan dibuat temulawak instan dalam jumlah yang besar, maka volume bahan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan atau disesuaikan dengan perbandingan yang sama.
Cara Pembuatan
Pemarutan
Umbi temulawak yang akan digunakan dalam pembuatan temulawak instan dicuci bersih dan dikupas atau dikerok kemudian diparut hingga lembut/halus. Sementara kayu manis dan cengkih dicuci dan kemudian ditumbuk hingga halus, sedangkan daun pandan dicuci bersih dan ditumbuk untuk diambil sarinya.
Pemerasan
Umbi temulawak yang telah diparut kemudian diperas untuk diambil sarinya. Demikian juga dengan kayu manis dan cengkih yang telah ditumbuk, ditambah dengan sedikit air dan kemudian diperas. Daun pandan yang telah ditumbuk, ditambah dengan sedikit dan diperas. Jeruk nipis dibelah dan diperas pula. Kemudian sari temulawak, kayu manis, cengkih, daun pandan, dan jeruk nipis tersebut dicampur serta disaring kembali.
Penambahan Gula dan Garam
Kedalam campuran sari hasil penyaringan ditambahkan gula pasir ( sebanyak setengah dari volume ) serta garam kemudian diaduk-aduk hingga seluruh gula pasir dan garam yang dicampurkan dapat terlarut sempurna.
Pemasakan
Setelah tercampur rata, sari temulawak tersebut dimasak dalam wajan dengan api sedang. Dalam pemasakan ini perlu diperhatikan agar wajan yang digunakan harus dalam kondisi yang benar-benar bersih dan terbebas dari segala kotoran khususnya minyak. Adanya minyak sisa gorengan akan menyebabkan kegagalan proses pembuatan temulawak instan.
Selama pemasakan, pengadukan harus terus dilakukan untuk menghindari penggumpalan atau penghangusan. Pemasakan terus dilakukan hingga terbentuk adonan yang kental dan berkesan berminyak
Penambahan Gula
Jika adonan sudah kental maka ditambahkan setengah volume gula pasir yang masih tersisa dan tepung beras dengan terus dilakukan pengadukan. Pemasakan dan pengadukan terus dilakukan hingga adonan mengental dan terbentuk serbuk atau bubuk. Dalam keadaan masih panas, serbuk yang terbentuk harus dihancurkan/dihaluskan menggunakan pengaduk hingga menjadi serbuk yang lembut. Penghancuran yang dilakukan dalam keadaan dingin, akan sulit dilakukan mengingat serbuk tersebut telah mengeras. Selanjutnya diangkat dari wajan dan didinginkan.
Pengayaan
Serbuk yang telah dihancurkan, kemudian diayak hingga diperoleh temulawak instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi.
Temulawak instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam kantong plastik ataupun toples.
Kencur sudah cukup lama dikenal masyarakat Indonesia. Ada beberapa nama daerah dari kencur antara lain ceuka (Aceh), dan Ukap (Papua). Adapun hasil utama dari tanaman kencur berupa umbi atau rimpangnya. Rimpang kencur memiliki bentuk yang bulat memanjang. Rimpang kencur yang masih muda umumnya berwarna putih, namun seiring dengan perkembangannya umur, warna putih tersebut secara berangsur-angsur akan berubah menjadi kuning atau kecoklat-coklatan.
Kencur juga dikembangbinakkan dengan menggunakan umbi atau rimpang yang telah ditunaskan terlebih dahulu. Adapun tempat yang cocok bagi pertumbuhan kencur adalah yang berada pada ketinggian 50 m – 1.000 m diatas permukaan laut (dpl). Dalam pertumbuhannya kencur memerlukan naungan yang ringan. Tanaman kencur dapat mulai dipanen setelah berumur 9 bulan.
Rimpang kencur banyak mengandung minyak atsiri yang hangat, pedas, dan berwarna kuning berkisar antara 2% - 4%. Adapun minyak atsiri tersebut terdiri atas borneol, kamfen, H-pentadekan, para metoksi stiren, dan lain-lain.
Dari beberapa kandungan kimia seperti dijelaskan di atas, maka kencur dapat dimanfaatkan dalam beberapa macam industri antara lain :
Kencur instan pada dasarnya adalah sama dengan jamu beras kencur yang sering dijual dalam bentuk cair oleh para penjual jamu gendongan. Namun dalam bentuk instan ini akan dapat lebih praktis dalam penggunaan dan penyimpanannya serta tahan disimpan dalam waktu yang lama.
Peralatan
Ada beberapa peralatan yang harus disiapkan untuk membuat kencur instan antara lain :
ØPisau, untuk mengupas kulit dan memotong rimpang kencur
ØParut, untuk memarut atau menghaluskan bahan
ØSaringan, untuk menyaring bahan atau memisahkan sari-sari bahan dari ampasnya.
ØBaskom,untuk menampung hasil pencucian, pengupasan, pemarutan, penyaringan, ataupun pemasakan.
ØPengaduk, untuk mengaduk campuran bahan
ØWajan, untuk memasak bahan
ØKompor, sebagai sumber panas untuk memasak
ØEmber, untuk menampung bahan pada saat pencucian, pengupasan, dan sebagainya.
ØAyakan, untuk memisahkan butiran instan kasar dengan yang halus
ØPlastik, untuk mengemas kencur instan yang dihasilkan
ØLilin, lampu kecil, plastic sealer, untuk melekatkan atau menutup plastik pengemas
ØSendok, untuk memasukkan kencur instan ke dalam plastik pengemas
ØTimbangan, untuk menimbang bahan-bahan dan produk yang sudah jadi
ØTas plastik atau karton, untuk mengemas atau menyatukan kencur instan kemasan kecil
Bahan – Bahan
Beberapa bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat kencur instan adalah sebagai berikut :
1. Umbi atau Rimpang Kencur
Biasanya rimpang kencur yang digunakan berasal dari kencur gajah atau kencur emprit yang mempunyai kualitas tinggi, yaitu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
vSehat, tidak busuk dan tidak kisut
vSegar, belum terlalu lama disimpan
vCukup Tua
vBersih dari kotoran
2. Gula Pasir
Gula pasir yang digunakan haruslah berwarna putih bersih dan bebas dari segala kotoran
3.Kayu Manis
Kayu manis yang akan digunakan dalam pembuatan kencur instan adalah kayu manis yang masih baru (belum terlalu lama disimpan) serta masih memiliki bau/aroma yang segar dan tajam. Sebelum digunakan, kayu manis tersebut harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
4.Umbi Jahe
Umbi jahe yang akan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan kencur instan ini harus dipilih dari umbi jahe yang sudah cukup tua, sehat, dan segar. Sebelum digunakan umbi jahe harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih, kemudian dikupas dan dikerok.
5.Kapulogo
Kapulogo yang akan digunakan sebagai campuran pembuatan kencur instan ini harus dipilih yang padat, berisi, dan beraroma tajam. Sebelum digunakan kapulogo harus dicuci terlebih dahulu hingga menjadi bersih.
6.Umbi Kunyit
Umbi kunyit yang akan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan kencur instan harus dipilih dari umbi kunyit yang cukup tua, sehat, dan segar. Sebelum digunakan umbi kunyit harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih, kemudian dikupas atau dikerok
7.Beras
Beras yang akan digunakan sebagai campuran pembuatan kencur instan harus dipilih dari beras yang belum terlalu lama disimpan, tidak berbau menyengat. Dalam hal ini dapat digunakan beras pecah butir, karena nantinya beras ini akan dihancurkan pula. Sebelum digunakan beras disangrai dan kemudian ditumbuk hingga halus.
8.Garam
Garam yang akan digunakan untuk membuat kencur instan harus dipilih dari garam yang beryodium, bersih dan terbebas dari kotoran berwarna putih dan terbungkus rapat.
Volume Bahan
Volume bahan yang digunakan dalam pembuatan kencur instan mempunyai perbandingan sendiri, yaitu :
vUmbi kencur : 5 Kg
vGula pasir : 9 Kg
vKayu manis : 0,25 Kg
vUmbi Jahe : 0,5 Kg
vKapulogo : 0,25 Kg
vUmbi kunyit : 0,25 Kg
vBeras / tepung beras : 4 Kg
vGaram : secukupnya
Jika akan dibuat kencur instan dalam jumlah yang besar, maka volume bahan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan atau disesuaikan dengan perbandingan yang sama.
Cara Pembuatan
Pemarutan
Umbi kencur, jahe, dan kunyit yang akan digunakan dalam pembuatan kencur instan dicuci bersih dan dikupas atau dikerok, kemudian diparut hingga lembut/halus. Sementara beras disangrai dan kemudian ditumbuk hingga halus (menjadi tepung beras), sedangkan kayu manis dan kapulogo dicuci dan kemudian ditumbuk hingga halus.
Pemerasan
Umbi kencur, jahe dan kunyit yang telah diparut kemudiann diperas untuk diambil sarinya. Demikian juga dengan kayu manis dan kapulogo yang telah ditumbuk ditambah dengan sedikit air dan kemudian diperas. Air kayu manis dan kapulogo tersebut dicampur ke dalam sari kencur, jahe, dan kunyit untuk kemudian disaring kembali.
Penambahan Gula dan Garam
Kedalam sari kencur, jahe, kunyit, kayu manis, dan kapulogo hasil penyaringan ditambahkan gula pasir ( sebanyak setengah dari volume ) serta garam kemudian diaduk-aduk hingga seluruh gula pasir dan garam yang dicampurkan dapat terlarut sempurna.
Pemasakan
Setelah tercampur rata, sari kencur tersebut dimasak dalam wajan dengan api sedang. Dalam pemasakan ini perlu diperhatikan agar wajan yang digunakan harus dalam kondisi yang benar-benar bersih dan terbebas dari segala kotoran khususnya minyak. Adanya minyak sisa gorengan akan menyebabkan kegagalan proses pembuatan kencur instan.
Selama pemasakan, pengadukan harus terus dilakukan untuk menghindari penggumpalan atau penghangusan. Pemasakan terus dilakukan hingga terbentuk adonan yang kental dan berkesan berminyak
Penambahan Gula dan Tepung Beras
Jika adonan sudah kental maka ditambahkan setengah volume gula pasir yang masih tersisa dan tepung beras dengan terus dilakukan pengadukan. Pemasakan dan pengadukan terus dilakukan hingga adonan mengental dan terbentuk serbuk atau bubuk. Dalam keadaan masih panas, serbuk yang terbentuk harus dihancurkan/dihaluskan menggunakan pengaduk hingga menjadi serbuk yang lembut. Penghancuran yang dilakukan dalam keadaan dingin, akan sulit dilakukan mengingat serbuk tersebut telah mengeras. Selanjutnya diangkat dari wajan dan didinginkan.
Pengayaan
Serbuk yang telah dihancurkan, kemudian diayak hingga diperoleh kencur instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi.
Kencur instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam kantong plastik ataupun toples.
Air merupakan zat yang paling penting bagi tanaman, maka penyiraman pada tanaman tak dapat diabaikan. Di dalam sel-sel tanaman khususnya di dalam daun, air berfungsi menjaga ketegangan sel (turgor) agar tetap mengembang, tidak mengkerut, dan layu. Oleh karena itu tanaman harus dijaga jangan sampai kekurangan air. Akan tetapi tanaman yang berlebihan air justru dapat membahayakan tanaman itu sendiri. Air yang berlebihan akan mengusir udara keluar dari dalam tanah, sehingga akar membusuk dan akhirnya tanamanpun akan mati.
Kebutuhan Air Siraman
Jumlah air siraman yang tepat memang tidak mudah karena kebutuhan air bagi setiap tanaman sangat bervariasi. Kebutuhan air bagi setiap tanaman dipengaruhi oleh faktor suhu lingkungan, umur, besar kecilnya tanaman, jenis media, jenis tanaman itu sendiri, besar kecilnya pot, dan musim.
Pada musim kemarau tanaman harus disiram dua kali sehari. Pemberian air siraman harus sampai batas kapasitas lapang. Artinya air siraman tersebut hanya mengisi pori mikro saja, sedangkan pori makro tetap berisi udara. Dengan demikian proses pernafasan dan metabolisme tanaman tetap berjalan lancar.
Bagi tanaman yang memasuki fase pertumbuhan vegetatif sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Akan tetapi, pada saat tanaman itu memasuki fase generatif, yakni pada waktu tanaman mulai berbunga, penyiraman tidak boleh berlebihan. Penyiraman yang berlebihan dapat menyebabkan kerontokan bunga.
Penyiraman tanaman yang paling tepat adalah pada pagi hari sebelum matahari memancarkan sinar terik dan sore hari sesudah matahari mulai meredup. Penyiraman yang dilakukan pada siang hari sangat tidak efektif karena memboroskan air akibat penguapan, bahkan cairan pada tanaman ikut tertarik ke luar.
Air siraman harus bersih, misalnya air sumur atau air PAM. Jika menggunakan air PAM, harus diendapkan terlebih dahulu untuk menghindari adanya kaporit. Air PAM yang mengandung kaporit dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
Penyiraman harus dilakukan pada seluruh bagian tanaman. Penyiraman di arahkan mulai dari ujung tanaman dan daun-daun, ranting, cabang, batang dan akar. Cara penyiraman semacam ini dapat membuat tanaman lebih segar dan dapat menghilangkan debu-debu yang menempel pada tanaman.
Cara Meningkatkan Kelembapan
Tanaman hias daun seperti Schefflera, Kroton, dan lain sebagainya berasal dari daerah semi tropis bersuhu rata-rata 27 derajat celcius dengan kelembapan 50% - 70%. Kelompok tanaman ini dapat tumbuh baik di dalam ruangan tanpa perlakuan yang istimewa.
Perlakuan yang perlu diperhatiakn terutama pada saat musim kemarau, adalah menciptakan kelembapan yang tinggi dengan cara menyiram tanaman beberapa kali dalam sehari. Hal ini dilakukan agar kelembapan menjadi stabil.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan tanaman di dalam pot, antara lain sebagai berikut :
Pot tanaman ditempatkan dalam sebuah wadah sedalam 5 cm. wadah tadi diisi pasir atau moss, pecahan batu bata atau kerikil, kemudian diisi air. Pengisian air diupayakan tidak menyentuh dasar pot agar akar tanaman tidak tergenang air. Proses penguapan air di dalam wadah akan berlangsung terus menerus sehingga kelembapan tanaman yang berada di dalam pot meningkat 3 – 5 kali lebih cepat.
Meningkatkan kelembapan tanaman dengan penyemprotan, cara ini sangat mudah dan sederhana karena kita cukup mengambil selang yang dilengkapi dengan sprayer kemudian dihubungkan ke kran air. Pencairan air dari sprayer diarahkan ke permukaan daun. Penyemprotan juga dapat menggunakan gembor yang dilakukan sehari dua kali. Penyemprotan semacam ini kecuali menciptakan kelembapan di sekitar permukaan daun, sekaligus membersihkan debu-debu yang melekat dan menutup stomata sehingga air mudah masuk ke dalam tanaman melalui stomata daun.
Cuaca panas menyebabkan penguapan yang berlebihan pada tanaman sehingga daun tampak layu. Untuk mengatasi kondisi semacam itu, kita dapat meletakkan tanaman di kamar mandi. Beberapa hari kemudian tanaman akan terlihat segar kembali sehingga dapat dipindahkan kembali ke dalam ruangan semula.
Kelembapan tanaman dapat juga dilakukan dengan cara menempatkan tanaman saling berdekatan. Cara semacam ini akan dapat menimbulkan kelembapan di sekitar tanaman karena pada setiap daun tanaman terjadi penguapan terus menerus. Untuk menjaga nilai artistik suatu ruangan sebaiknya beberapa tanaman yang dikelompokkan tadi ditata yang rapi sehingga tanaman tetap tampak indah.
Cara lain untuk menjaga stabilitas kelembapan tanaman adalah dengan cara memberi kerodong plastik pada tanaman. Hal ini dilakukan jika cuaca sangat panas, lebih-lebih tanaman muda atau bibit. Caranya tanaman dikerodong atau dibungkus dengan plastik tipis yang tembus pandang. Untuk menghindarkan tanaman tertekan atau rusak, maka kerodong tersebut dapat ditopang dengan bilah bambu atau kayu.