Monday, March 1, 2010

ADIANTUM ( SUPLIR )

Tanaman ini daunnya berbentuk seperti pasak terbalik. Bagian tepi daunnya bergerigi. Ukuran daun kecil 0,5 – 1 cm berwarna hijau kapri. Daun yang masih muda berwarna agak kecoklat kemerahan. Batang atau tangkai daun berbentuk bulat kecil berwarna hitam seperti kawat. Arah batang ke atas kemudian melengkung ke arah samping. Ketinggian tanaman mencapai 15 – 80 cm dan berdaun lebat.

Kebutuhan Cahaya
Semua jenis Adiantum tumbuh paling bagus ditempat yang terlindung atau di bawah naungan. Kebutuhan cahaya rendah, cukup dengan intensitas sekitar 150 f.c.

Kebutuhan Suhu dan kelembapan
Adiantum membutuhkan suhu siang hari 60 – 68 derajat fahrenheit, malam hari 50 – 55 derajat fahrenheit. Kelembapan 50% adalah ideal untuk semua jenis tanaman Adiantum. Oleh karena itu kelembapan media tanam harus dipertahankan sepanjang waktu dengan cara melakukan penyiraman pagi dan sore. Jika media menjadi kering, tanaman cepat layu.


Media Tanam
Media tanam untuk suplir yang baik terdiri atas campuran satu bagian tanah, satu bagian kompos atau moss atau humus dari hutan, dan satu bagian serbuk kulit pepohonan yang digiling halus atau ditumbuk, kemudian diayak. Setiap 4,5 kg media ditambah 2 sendok makan tepung tulang.

Pemupukan
Pada saat-saat tertentu suplir membutuhkan pupuk, tetapi tidak semua pupuk tanaman hias cocok untuk suplir.
Pemupukan bagi suplir hanya dilakukan sekali-kali saja dengan menggunakan pupuk daun. Suplir yang baru dibeli tidak perlu segera dipupuk. Kalau keadaan medianya masih subur, biarkan tumbuh tanpa pupuk. Pemupukan lewat daun dilakukan 2 bulan sekali, pemupukan lewat akar (media tanam) setiap 6 bulan sekali.

Pengepotan Kembali
Pengepotan kembali (repotting) tanaman suplir dilakukan apabila media tanam telah memadat. Pengepotan kembali dapat juga dilakukan setelah pemupukan lewat daun tapi tanaman tersebut tidak menunjukkan kemajuan dalam pertumbuhannya. Apabila tanaman telah memenuhi permukaan pot dan akar telah banyak bermunculan keluar, merupakan suatu tanda bahwa suplir harus segera dilakukan repotting. Repotting yang baik harus dilakukan pada akhir musim kemarau sebelum pertumbuhan kembali mulai aktif.

Penempatan Pot di dalam Ruangan
Tempatkan pot tanaman tersebut di suatu tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Upayakan pada pagi hari tanaman dibawa dan ditempatkan diteras dan siang hari dibawa masuk ke dalam ruangan.

Perbanyakan Adiantum
Suplir dapat dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif. Memperbanyak suplir dengan cara menumbuhkan spora cukup rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama. Perbanyakan secara generatif memerlukan waktu sekitar 6 – 12 bulan untuk mendapatkan bibit siap tanam di dalam pot.
Pembiakan suplir yang paling sederhana adalah dengan cara vegetatif yakni memisahkan sebagian rumpun dari induknya. Cara ini sangat mudah dilakukan oleh siapa saja. Perbanyakan ini yang paling baik dilakukan pada awal musim penghujan untuk menghindari stagnasi yang berat.

Varietas
Berbagai varietas suplir yang terkenal adalah Adiantum Capillus veneris, Adiantum Radianum, Adiantum Tenerum, Adiantum Perwianum, Adiantum Cultratum, Adiantum Splendens, Adiantum China

Mengenal Tanaman Hias Acalypha

Acalypha termasuk jenis tanaman perdu yang bisa dipelihara pada ukuran tinggi 60 – 90 cm dengan cara dipangkas. Tanaman tersebut apabila dibiarkan tumbuh terus bisa mencapai ketinggian 1 – 2 m. daunnya berwarna merah, merah tembaga, atau bintik-bintik ungu. Bunganya berbentuk ekor tupai, lebat, dan berwarna merah gelap.

Kebutuhan Cahaya
Acalypha tumbuh baik apabila memperoleh cahaya langsung selama 4 jam atau lebih dalam waktu sehari. Jika tanaman memperoleh cahaya buatan atau alami memerlukan waktu selama 12 jam yang berkekuatan sekitar 800 f.c.

Kebutuhan Suhu
Acalypha memerlukan suhu siang hari 75 – 80 derajat fahrenheit dan suhu malam 60 – 65 derajat fahrenheit.

Media Tanam
Pertumbuhan tanaman yang baik memerlukan media terdiri dari campuran satu bagian tanah, satu bagian kompos atau pupuk kandang, dan satu bagian pasir. Setiap 4,5 kg media tersebut ditambah 1,5 sendok teh Super phospat 20%, 1 sendok makan kapur, dan 2 sendok teh pupuk 5-10-5. media harus selalu diusahakan dalam keadaan lembab sepanjang waktu.

Pemupukan

Jadwal pemupukan dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Akan tetapi bagi tanaman yang baru atau habis repotting (pengepotan kembali), pemupukan harus menunggu setelah 4-6 bulan kemudian.

Pengepotan Kembali
Jika tanaman telah berkembang dan akar tumbuh memenuhi pot, segera dilakukan repotting pada saat hujan telah tiba.


Penempatan Pot di dalam Ruangan
Untuk memperoleh cahaya yang diperlukan bagi pertumbuhan yang normal, pot tanaman ditempatkan didekat jendela. Apabila ada gejala pertumbuhan tanaman nampak merana, tanaman tersebut ditempatkan diluar ruangan agar mendapatkan cahaya secukupnya.

Peremajaan dan Perbanyakan
Peremajaan tanaman yang sudah tua dilakukan dengan cara dipangkas pada awal musim penghujan. Ketinggian tanaman diatur menurut selera.
Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan stek batang yang dilakukan pada musim penghujan.

Varietas
Beberapa varietas acalypha yang terkenal adalah Acalypha hispida, Acalypha Rubra, Acalypha wilkesiana.

Cara Memperbanyak Tanaman Hias

Pada umumnya ada dua macam cara untuk memperbanyak tanaman hias, yang meliputi : perbanyakan dengan cara generatif, dan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif.

Perbanyakan Generatif
Jika kita ingin memperoleh bibit tanaman hias dalam jumlah banyak untuk dijual, perbanyakan dapat dilakukan secara generatif (menggunakan biji). Namun perbanyakan tanaman secara generatif sering menghadapi beberapa kesulitan sebagai berikut :

  1. Sebagian dari jenis tanaman kurang dikenal atau sulit diperoleh. Misalnya biji tanaman Norfolk, Nolina, dan Palem Botol.
  2. Proses pertumbuhannya memerlukan waktu yang lama dan perlakuan yang rumit
  3. Ada sementara biji tanaman hias yang proses perkecambahannya harus dilakukan dalam kondisi tertentu, misalnya di rumah kaca (greenhouse).

Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dilakukan dengan menggunakan bagian dari tanaman untuk memperoleh tanaman baru. Beberapa cara perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah : stek batang, stek daun, stek pucuk , perbanyakan dengan pembagian rumpun, dan perbanyakan dengan cara mencangkok.

Stek Batang
Memperbanyak tanaman dengan stek batang banyak dilakukan pada jenis tanaman Dieffenbachia, Dracanea, Schefflera, dan Kroton.

Stek Daun
Tanaman yang diperbanyak dengan stek daun antara lain : Begonia, Violces, Sanseviera, dan berbagai sukulen. Potongan daun jenis tanaman tersebut bila ditanam di dalam media yang memenuhi syarat akan tumbuh akar dan tunas.

Stek Pucuk
Bagi jenis tanaman tertentu, perbanyakannya terjadi secara alami. Tanaman ini membiak dengan meluncurkan pucuk-pucuknya. Tanaman ini menghasilkan anakan kecil (sucker) yang menjulur panjang dari induknya yang dihubungkan oleh semacam batang kecil melengkung. Tunas itu dapat tumbuh akar dan sebagian akarnya masuk ke dalam tanah menunjang batang induk.
Jenis tanaman yang pembiakannya dapat dilakukan dengan cara stek pucuk adalah Chlorophytum comosum (Lily Paris), Episcia fulgida (cinta abadi).

Perbanyakan dengan pembagian rumpun
Bentuk perbanyakan vegetatif yang paling sederhana adalah menggunakan sobekan rumpun (pols). Banyak jenis tanaman dalam pot yang memiliki lebih dari satu batang tanaman atau rumpun.
Termasuk tanaman pot berumpun adalah : Nephrolepis, Adiantum, Calathea, Maranta, Spathiphyllum, dan sebagian besar bangsa palem.

Perbanyakan tanaman dengan cara mencangkok
Jenis tanaman tertentu, misalnya Scheflera, Kroton, dan Ficus elastica (karet-karetan) apabila ditanam dengan bahan stek akan banyak kehilangan kelembapan melalui penguapan lewat permukaan daun sehingga menjadi layu sebelum akar terbentuk. Oleh karena itu, perbanyakan jenis tanaman ini sebaiknya dilakukan dengan cangkokan.

Mengenal Pupuk Dan Cara Memupuk Tanaman Hias

Pupuk merupakan bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan hidupnya. Tanaman yang tumbuh dan bertambah besar memerlukan unsur hara cukup banyak.

Proses pengambilan unsur hara dari dalam tanah oleh tanaman berlangsung terus menerus sehingga unsur hara yang terkandung dalam tanah lama kelamaan akan habis. Oleh karena itu untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanaman, media tanam yang telah kehabisan unsur hara harus diisi kembali atau ditambah. Pengisian atau penambahan kembali unsur hara yang telah habis dapat dilakukan dengan pemupukan.

Unsur-unsur Hara yang Diperlukan Tanaman
Unsur hara yang diperlukan tanaman hias dan tanaman pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu unsur makro dan unsur mikro.

Unsur Hara Makro
Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar yang meliputi : Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S).

Setiap unsur hara makro memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman.

Unsur hara Nitrogen (N) berfungsi merangsang pertumbuhan vegetatif, seperti daun, cabang dan ranting. Kekurangan unsur N dapat mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, lemah, dan warna daun pucat.

Unsur P membantu pertumbuhan batang dan akar yang kuat. Pada tanaman yang sudah besar, unsur ini membantu pembentukan bunga yang normal dan sehat. Kekurangan unsur P dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhenti, tanaman tumbuh kerdil, dan daun mengecil hijau.

Unsur K menguatkan dan memperkokoh tubuh tanaman, serta merangsang pertumbuhan daun. Kekurangan unsur K dapat mengakibatkan ujung tanaman menjadi kering terbakar dan daun berguguran mulai dari bawah ke atas.

Unsur Ca berguna untuk merangsang pertumbuhan akar dan bulu akar, pertumbuhan batang serta menunjang penyerapan Kalium. Kekurangan unsur Ca dapat mengakibatkan pertumbuhan daun menjadi tidak sempurna.

Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil yang meliputi Mangan (Mn), Kuprum (Cu), Zeng (Zn), dan Ferrum (Fe).

Macam-Macam Pupuk
Pupuk yang dapat diberikan kepada tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni pupuk alam dan pupuk buatan.

Pupuk Alam
Pupuk alam disebut juga sebagai pupuk organik, yakni pupuk yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Termasuk pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk kompos, guano, dan tepung tulang.

Pemakaian pupuk organik dapat menambah kandungan humus pada media tanam dan memperbaiki sifat tanah serta struktur tanah. Pupuk organik ini dapat dipakai sebagai pupuk dasar ataupun pada waktu tanaman sudah lama berada di dalam pot.

Pupuk Buatan
Pupuk buatan disebut juga pupuk anorganik atau pupuk kimia (pupuk pabrik), yaitu pupuk yang dibuat dari bahan-bahan anorganik atau senyawa kimia yang dibuat oleh pabrik. Pupuk buatan ini dapat memberi unsur hara dalam jumlah banyak.

Berbagai Bentuk Pupuk
Saat ini banyak sekali pupuk yang diproduksi dan disajikan oleh pabrik dalam berbagai bentuk dan kemasan. Dari berbagai bentuk produk pupuk tersebut kesemuanya dimaksudkan agar lebih efektif dan praktis dalam pemakaiannya, penyimpanan, dan pengangkutan.

Berbagai bentuk pupuk yang kini banyak beredar di pasaran adalah sebagai berikut :

> Pupuk padat : Urea, TSP dan KCl
> Pupuk butiran : NPK
> Pupuk cair : Bayfolan
> Pupuk tepung : Hyponex
> Pupuk kristal : Gandasil
> Pupuk tablet : Fertimel, Urea tablet

Aturan Pemakaian Pupuk
Pemakaian pupuk harus sesuai dengan petunjuk pabrik yang tertera pada label kemasan.
Pemupukan yang benar dilakukan pada awal musim penghujan atau musim penghujan sedang berlangsung karena pada musim hujan tanaman tumbuh aktif. Sebaliknya pada musim kemarau tanaman pada umumnya mengalami masa istirahat.

Pemberian pupuk tidak akan efektif tanpa cahaya. Oleh karena itu pemberian pupuk pada kondisi cahaya yang sangat minim akan mengakibatkan tanaman mati.

Jadwal pemupukan tanaman hias daun pada umumnya dilakukan tidak lebih dari sekali dalam kurun 3-6 bulan, kecuali tanaman-tanaman tertentu kadang-kadang dipupuk dalam frekuensi sebulan sekali lewat daun.

Cara Memupuk
Pemupukan melalui media tanam dapat dilakukan dengan cara dibenam, ditabur, atau diencerkan dan disiramkan pada media tanam. Pupuk yang pemakaiannya langsung dibenam atau ditabur di tanah sebaiknya langsung disiram dengan air agar pupuk tersebut segera diserap oleh akar.

Unsur hara juga dapat masuk kedalam daun karena adanya proses difusi dan osmosis pada mulut daun (stomata). Daun memiliki mekanisme kerja membuka dan menutup stomata menurut kebutuhan sesuai dengan kondisi lingkungannya. Pada kondisi basah, ia akan membuka stomata dan pada kondisi kering stomata tertutup.

Pemupukan melalui daun tidak bermaksud memenuhi seluruh kebutuhan unsur hara untuk seluruh pertumbuhan. Pemupukan lewat daun hanya sebagai pelengkap dari pupuk yang diberikan lewat media tanam. Pemupukan lewat daun dilaksanakan untuk memberikan unsur-unsur hara yang kebutuhannya dalam jumlah rendah.

Mempersiapkan Media Tanam untuk Tanaman Hias

Pada umumnya media tanam untuk tanaman hias dalam pot adalah media tanam yang banyak mengandung bahan organik cukup tinggi. Media tanam yang banyak mengandung bahan organik dapat bertahan lunak, porous, udara dapat mencapai akar, kelembapan terjamin, unsur hara cukup, dan pertumbuhan tanaman tidak terganggu.

Media tanam yang paling bagus dan cocok bagi sebagian besar tanaman hias tersusun dari bahan-bahan sebagai berikut :

1. Satu bagian tanah biasa
2. Satu bagian pasir
3. Satu bagian bahan organis yang berasal dari pupuk kandang, kompos (moss) atau humus

Setiap 4,5 kg media tersebut perlu ditambahkan kapur sebanyak satu sendok makan untuk mengurangi keasaman dalam kompos. Disamping itu kapur juga mengandung kalsium (Ca) yang berfungsi menguatkan dinding-dinding sel tanaman. Media tersebut juga perlu ditambah pupuk buatan 5-10-5 atau 10-20-10 sebanyakk 2 sendok teh. Untuk mendapatkan konsentrasi unsur P yang lebih tinggi maka media tadi dapat ditambah 1,5 sendok teh super phosphat 20%.

Tanah yang berasal dari kebun kemungkinan mengandung penyakit, jamur, serangga, dan berbagai biji gulma. Oleh karena itu, tanah tersebut harus disterilkan terlebih dahulu. Cara mensterilkan media tanam dapat dilakukan dengan disiram air mendidih, disemprot insektisida, fungisida, atau disangrai. Sterilisasi dilakukan secara berkala 2 kali seminggu selama satu bulan agar media benar-benar steril.

Setelah campuran media tersusun dan selesai disterilkan, maka media tersebut sudah siap untuk diisikan ke dalam pot.

Mengisikan Media ke dalam Pot
Semua tanaman hias yang akan ditempatkan di dalam ruangan harus ditanam dalam pot. Cara pengisian pot dengan media tanam adalah sebagai berikut :

>Dasar pot yang akan diisi media tanam harus berlubang agar air yang ada didalamnya sebagian dapat keluar melalui lubang tersebut.
>Pada dasar pot diisi pecahan batu bata atau genteng dari tanah sebagai peresap atau pengikat air.
>Kemudian media kita masukkan ke dalam pot.

Berbagai Macam Pot
Kebanyakan pot tanaman hias dibuat dari tanah liat. Namun ada juga pot yang terbuat dari porselen, keramik, semen, dan bahan-bahan lainnya yang lebih menarik. Semua bahan pembuat pot tadi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Para pemakai pot dapat memilih dengan pertimbangan atau kriteria penampilannya yang artistik, keawetannya, harganya, dan fungsinya sebagai wadah media.

Kalangan tertentu banyak juga yang memilih pot dari keramik, porselen, atau plastik, walaupun harganya agak mahal. Pot-pot itu banyak diminati karena penampilannya menarik, bersih, tahan lama, dan mudah dibersihkan dari segala kotoran yang menempel. Pot porselen dan keramik ini jika terbentur benda keras atau jatuh bisa pecah. Apabila media di dalam pot kelebihan air, maka tidak dapat merembes melalui pori-pori dinding pot.

Sunday, February 28, 2010

Konsumsi Cahaya Untuk Tanaman Hias Ruangan

Pencahayaan

Tanaman hias ruangan umumnya hanya memperoleh cahaya alami yang berasal dari jendela atau pintu dan dalam jumlah yang sangat terbatas. Rata-rata intensitas pencahayaan di dalam ruangan adalah 10 – 100 foot candle (fc).

Tanda-tanda tanaman yang menderita akibat kekurangan cahaya adalah sebagai berikut :

  • Ukuran daun lebih kecil daripada daun yang normal
  • Pertumbuhan tanaman terhambat dan lemah
  • Batang tanaman memanjang dan langsing
  • Jarak antara daun yang satu dengan yang lain lebih jauh karena tanaman tumbuh merentang untuk mendapatkan cahaya matahari lebih banyak
  • Daun berwarna pucat, kuning, layu, dan berguguran
  • Daun dan batang tanaman cenderung tumbuh mengarah kepada sumber cahaya.

Cara mengatasi tanaman yang kekurangan cahaya adalah sebagai berikut :

Tanaman sering di bawa keluar ruangan agar memperoleh cahaya yang cukup

Tanaman yang batang dan daunnya cenderung mengarah ke sumber cahaya harus sering diputar-putar secara bergantian arah. Dengan upaya pemutaran tersebut maka tajuk tanaman akan tumbuh merata.

Cahaya matahari yang menimpa tanaman secara berlebihan dapat mengakibatkan daun-daun tanaman menjadi layu atau terbakar, dan akhirnya tanaman mati. Meskipun tanaman yang mendapat cahaya tersebut masih mampu bertahan, tetapi kondisinya akan tetap merana.

Pengaturan Cahaya di Dalam Ruangan

Tanaman hias sekarang sudah banyak yang ditempatkan di sudut-sudut ruang yang tak terjangkau cahaya alami. Dengan menambahkan cahaya buatan dari lampu neon atau lampu pijar, tanaman hias dapat hidup dengan baik. Cahaya lampu yang terbaik adalah lampu neon karena cahayanya sejuk dan tidak membakar tanaman. Jarak antara lampu dan tanaman harus diatur secara tepat agar tidak membakar tanaman.

Jarak Sumber Cahaya dan Tanaman

Intensitas cahaya yang diterima tanaman dipengaruhi oleh jaraj dari sumber cahaya, volume sumber cahaya, dan reflektor. Antara sumber cahaya dan tanaman yang tidak diatur dengan baik dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang diterima tanaman.

Jarak antara sumber cahaya dan tanaman ditentukan mulai dari pucuk tanaman sampai ke bola lampu. Untuk tanaman yang masih muda, jarak antara lampu dan tanaman adalah 50 cm. untuk tanaman yang sudah dewasa, jarak antara lampu dan tanaman sekitar 100 cm. Sedangkan untuk tanaman berbunga, jarak lampu dan tanaman adalah 75 cm.

Untuk mengarahkan cahaya lampu yang baik dan untuk meningkatkan intensitas pencahayaan, sebaiknya digunakan reflektor. Reflektor tersebut gunanya adalah untuk meningkatkan kebutuhan pencahayaan tanpa menambah kekuatan aliran listrik.

Tanaman yang jaraknya 15 cm di bawah dua buah neon 40 watt tanpa reflektor, akan menerima intensitas pencahayaan 500 f.c. Tetapi jika lampu tersebut diberi reflektor, maka tanaman akan menerima pencahayaan sebesar 700 f.c.

Sunday, February 14, 2010

Mendulang Rupiah Dengan Sirup Sirsak

Mengenal Tanaman Sirsak

Tanaman sirsak mempunyai nama ilmiah Annona muricata Linn. Tanaman ini termasuk tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah yang beriklim tropis yang kemudian menyebar kesemua benua.

Tanaman sirsak dapat tumbuh di sembarang tempat, namun daerah yang ideal untuk tanaman sirsak adalah daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang berketinggian kurang dari 1.000 meter diatas permukaan laut.

Buah sirsak banyak mengandung vitamin dan serat. Selain mengandung vitamin A, B dan C, buah sirsak juga mengandung gula sekitar 12%. Setiap buah sirsak terdiri atas 68% daging buah yang dapat dimakan, sisanya berupa kulit 20%, biji 8,5 %, dan hati atau empulur 4%. Kandungan air pada buah sirsak cukup tinggi yaitu sekitar 82%.



Manfaat Buah Sirsak

Banyak sekali manfaat yang terkandung dalam buah sirsak, antara lain :

Buah sirsak dapat digunakan untuk mengobati penyakit wasir, gunakanlah buah sirsak masak yang diperas airnya. Minumlah air sirsak tersebut 2 kali sehari, pagi dan sore.

Buah sirsak setengah masak juga berkhasiat untuk mengobati penyakit kandung air seni. Caranya, buah sirsak setengah masak diambil dagingnya dan dibuat kolak dengan diberi bumbu gula dan garam secukupnya. Kolak ini dapat mengobati sakit kandung air seni bila dimakan secara rutin selama seminggu.

Daun sirsak dapat digunakan untuk mengobati sakit pinggang. Siapkan 20 lembar daun sirsak dan direbus dalam 5 gelas air. Didihkan rebusan tadi hingga airnya tinggal 3 gelas. Setelah cukup dingin, diminum 1 kali sehari sebanyak ¾ gelas. Sedangkan daunnya yang masih muda dapat dipakai untuk mengobati bisul. Caranya, siapkan daun sirsak muda secukupnya, kemudian tumbuk halus dan tambah air sedikit sambil diaduk sampai merata. Tempelkan adonan tersebut pada bagian yang berbisul.



Tentang Sirup Sirsak

Sirup sirsak merupakan pemanfaatan buah sirsak yang telah masak sebagai bahan minuman. Dengan cara ini dapat disajikan minuman segar dengan aroma khas buah sirsak asli setiap waktu tanpa harus menunggu musim berbuah. Meskipun dipasaran tersedia inti rasa buah buatan, namun aromanya tetap tidak dapat menandingi rasa sirup buah sirsak asli. Selain itu, sirup buah asli lebih bergizi dibandingkan dengan sirup sirsak buatan.

Sirup sirsak merupakan larutan inti untuk minuman, maka penyajiannya harus diencerkan terlebih dahulu dengan air atau es. Karena sirup merupakan bahan minuman dari hasil olahan, maka untuk melindungi konsumen Departemen Perindustrian menetapkan standar mutu untuk sirup.



Pembuatan Sirup Sirsak

Pembuatan sirup sirsak cukup sederhana dan dapat dilakukan sendiri oleh anggota keluarga. Untuk kebutuhan sendiri, pembuatan sirup sirsak memberikan beberapa keuntungan, misalnya harganya lebih murah, menggunakan gula dari sari buah asli, kadar gula serta rasa asam sirsak dapat disesuaikan dengan selera.

Usaha pembuatan sirup sirsak membutuhkan ketekunan dan perencanaan yang matang. Sebagai barang dagangan, sirup harus dapat memikat calon pembelinya. Oleh karena itu, kualitas sirup harus terjamin, baik segi rasa, kepekatan, maupun keamanan bagi kesehatan konsumen.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemasan. Kemasan harus dibuat yang dapat menarik calon pembeli.

Di bawah ini disajikan rencana usaha pembuatan sirup sirsak dalam skala usaha kecil/rumah tangga.

  1. Nama produk : Sirup Sirsak
  2. Kualitas produk : Sirup mutu I ( kadar gula 65%)
  3. Produksi per hari : 30 botol @630 ml
  4. Harga eceran per botol : Rp. 8.000,-
  5. Harga dasar per botol : Rp. 6.200,-
  6. Kebutuhan bahan baku daging buah sirsak per hari : 20 Kg
  7. Periode produksi 1 bulan : 25 hari kerja


Peralatan Pembuatan Sirup Sirsak

Sebelum memulai membuat sirup sirsak, maka ada beberapa macam peralatan yang harus dipersiapkan untuk menunjang kelancaran pembuatan sirup sirsak, antara lain :

  1. Ember, untuk wadah air bersih
  2. Bak, untuk mencuci alat-alat dan botol-botol kemasan
  3. Jam, untuk mengukur waktu
  4. Gelas ukur, untuk menakar bahan
  5. Timbangan, untuk menimbang bahan
  6. Panci email, untuk memasak sirup
  7. Mangkok kocokan, untuk mengocok putih telur
  8. Blender, untuk menghancurkan buah
  9. Pisau, untuk menguliti dan membersihkan buah
  10. Telenan kayu, untuk landasan pembersihan buah
  11. Pengaduk kayu, untuk mengaduk sirup
  12. Sendok, untuk mengocok putih telur
  13. Kain penyaring, untuk menyaring sari buah dan sirup
  14. Kompor, untuk memasak sirup
  15. Corong, untuk mempermudah menuangkan sirup ke dalam botol kemasan
  16. Botol, tutup, dan karet perapat tutup, untuk mengemas sirup
  17. Plastik segel, untuk menyegel tutup botol
  18. Label, untuk etiket dagang yang ditempelkan pada botol kemasan
  19. Dandang, untuk pengukusan botol sirup
  20. Alat pemasang tutup botol, untuk memasang tutup botol hingga rapat.


Bahan Baku Pembuatan Sirup Sirsak

  1. Sirsak, buah sirsak yang digunakan harus dipilih dari buah sirsak yang matang. Bagian buah yang digunakan hanya bagian daging buahnya saja. Kualitas buah harus baik, bebas dari hama dan penyakit serta masih segar. Direncanakan mengolah daging buah sirsak 10 kg setiap hari atau setara dengan 15 kg sirsak utuh berkulit.
  2. Gula pasir, berfungsi sebagai pemanis dan pengawet sirup, kadar gula 65%. Gula pasir yang digunakan harus putih bersih agar tingkat kemanisannya tinggi dan sirup yang dihasilkan jernih. Direncanakan membutuhkan gula pasir sebanyak 14 Kg per hari.
  3. Putih telur, digunakan sebagai penggumpal yang dapat mengikat partikel lembut dari sari sirsak dan kotoran gula sehingga terbentuk butiran yang lebih besar dan dapat tersaring dengan kain. Direncanakan membutuhkan telur ayam (diambil bagian putihnya saja) sebanyak 5 butir.
  4. Air bersih, berfungsi sebagai bahan pelarut dan pencucian dalam proses pembuatan sirup. Air yang digunakan harus bersih dan sehat, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung kuman dan bahan yang membahayakan kesehatan manusia. Direncanakan membutuhkan 9 liter air masak setiap hari. Sedangkan untuk kebutuhan pencucian dan sebagainya harus disediakan air secukupnya.


Proses Pembuatan Sirup Sirsak

1. Pemilihan Bahan

Sirsak dipilih yang besar dan tidak cacat, umurnya harus sudah benar-benar tua dan masak. Direcancakan mengolah daging buah sirsak bersih sebanyak 10 kg, maka perlu disiapkan sekitar 15 kg buah utuh yang masih kulitan.

2. Pencucian

Buah sirsak dicuci dengan air bersih agar terbebas dari segala kotoran yang melekat pada kulit buah sirsa.

3. Pengambilan Daging Buah

Buah sirsak yang telah bersih dipotong dengan pisau untuk diambil dagingnya. Kulit, biji, dan hati buah (empulur) dibuang sehingga diperoleh daging buah yang bersih. Daging buah yang kurang baik harus dipotong dan dibuang.

4. Penimbangan

Daging buah yang baik ditimbang seberat 10 kg. Penimbangan ini harus dilakukan agar diperoleh rasa sirup sirsak yang baik.

5. Penghancuran

Daging buah sirsak yang telah disiapkan sebanyak 10 kg dihancurkan agar mudah diambil sarinya. Selain daging buah, perlu juga disiapkan air masak sebanyak 9 liter. Letakkan buah di atas wadah yang dialasi panci atau baskom. Remas-remaslah daging buah sambil diberi air secukupnya agar sari buah dan ampas halusnya mengucur tertampung di panci.

Selain menggunakan tangan, pelumatan daging buah dapat juga dilakukan menggunakan alat bantu penggilingan (blender), dengan alat ini pelumatan bisa berjalan lebih mudah dan cepat. Setelah digiling halus, bubur sirsak ditampung dalam panci.

6. Penyaringan Tahap I

Setelah daging buah sirsak menjadi lumat, larutan air buah tersebut disaring dengan kain. Penyaringan ini sekaligus sebagai pemerasan atau pemisahan akhir antara air sari buah dan ampasnya. Jika masih ada sisa sari buah yang tertinggal pada ampas, maka perlu diperas lagi dengan tangan. Air sari buah yang bening ditampung di dalam panci.

7. Pencampuran Putih Telur

Siapkan 5 butir telur ayam, pecah dan ambil putih telurnya. Kocoklah putih telur tersebut dan dicampurkan dengan sekitar ½ liter air sari buah sirsak. Kocoklah campuran tersebut hingga merata. Selanjutnya, campurkan kocokan tadi dengan sari buah lainnya dan aduk sampai tercampur merata.

8. Pencampuran Sari Buah Sirsak dan Gula

Tumpangkan panci berisi air sari sirsak diatas kompor. Tuangkan gula pasir di dalamnya. Rebuslah adonan tersebut sambil diaduk-aduk agar gula tak lengket pada dasar panci. Didihkan larutan sampai gulanya larut semuanya.

Karena pemanasan, putih telur dalam larutan itu akan menggumpal dan mengikat butiran-butiran halus dari sari buah serta kotoran gula. Oleh karena itu, selama pendidihan akan terjadi buih putih di permukaan larutan. Buih tersebut harus dibuang.

9. Pendinginan

Turunkanlah panci berisi sirup sirsak dari kompor dan biarkan hingga menjadi dingin. Meskipun sirup tidak dipanaskan lagi, namun proses penggumpalan kotoran akan terus berlangsung. Gumpalan kotoran akan tampak melayang-layang di dalam sirup. Penggumpalan akan optimal bila sirup didiamkan selama 24 jam.

10. Penyaringan Tahap II

Sirup yang telah dingin disaring dengan menggunakan kain. Caranya, saringan dipasang dimulut panci, lalu sirup dituangkan. Karena butiran lembut telah diikat oleh putih telur, maka akan menjadi gumpalan yang lebih besar sehingga tidak dapat lolos lagi dari saringan kain.

Sirup yang masih kental kadangkala agak sulit menembus kain penyaring, maka perlu ditekan dengan tangan agar dapat mengalir dengan lancar. Caranya, kain yang telah dituangi sirup ditangkupkan, kemudian diremas sambil diurut dari atas ke bawah. Dengan cara demikian, sirup akan mengucur keluar saringan dan ampasnya tertinggal di dalamnya. Sirup ditampung dalam panci dan siap dikemas.



Proses Pengemasan Sirup

1. Sterilisasi Botol Kemasan

Botol kemasan harus dicuci dan disterilkan sebelum digunakan untuk mengemas sirup. Cara membersihkan botol-botol kemasan adalah direndam dalam bak pencuci, lalu digosok dengan sabun, baik bagian luar maupun dalam botol. Setelah dibilas sampai bersih dan tak berbau, botol-botol tersebut ditiriskan dengan cara dibalik.

Menjelang digunakan, botol-botol disterilkan dengan cara dikukus selama 20 menit terhitung sejak air mendidih. Selama pengukusan, tutup botol tidak boleh terpasang. Penyucian dan pensterilan ini berlaku untuk botol yang baru maupun botol yang dipakai ulang.

2. Pengisian

Sebelum diisikan ke dalam botol, sirup dipanaskan lagi sampai dengan suhu 90 derajat. Dalam keadaan panas, sirup dituangkan ke dalam botol dibantu dengan corong. Pengisian setiap botol 630 ml atau sekitar 3 – 4 cm di bawah tutup botol.

Dari bahan yang terdiri atas 10 kg buah sirsak, 14 kg gula pasir, dan 9 liter air, akan diperoleh sirup sebanyak 30 botol.

3. Pemasangan Tutup Botol

Setelah terisi sirup, botol segera ditutup. Caranya letakkan botol pada lantai alat pemasang tutup. Pasang tutup dan karet perapatnya, kemudian pengungkit ditekan ke bawah. Silinder perapat akan menekan tutup sambil mencengkeram, maka terpasanglah tutup pada mulut botol dengan rapat.

4. Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah cara pengawetan sirup dengan cara pemanasan. Caranya, botol berisi sirup direndam dalam air mendidih selama 30 menit. Selanjutnya botol diagkat dan diletakkan pada posisi terbalik selama 15 menit. Bila terjadi perembesan, berarti tutup tidak rapat dan harus diganti diserta pasteurisasi ulang.

5. Pemasangan Segel dan Label

Selongsong plastik segel disarungkan pada ujung botol yang telah dipasangi tutup. Kemudian bagian yang berselongsong tersebut dicelupkan ke dalam air panas. Karena terkena air panas, plastik segel akan mengerut dan menempel ketat pada ujung leher botol.

Selanjutnya, label ditempelkan pada bagian tengah badan botol. Pada label ini tertera merek dagang produk kita, komposisi bahan yang digunakan, dan isi bersih sirup. Selesai pemasangan label, botol sirup disimpan dalam suhu kamar dan siap dipasarkan.

Mengolah Tepung Pisang Bernilai Tinggi

Mengenal Tanaman Pisang

Tanaman pisang merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman pisang termasuk famili Musaceae yang memiliki banyak jenis, namun pada umumnya pisang dibagi menjadi tiga golongan saja yaitu :

Ø Pisang yang enak dimakan (Musa paradisiaca L.)

Ø Pisang yang hanya diambil pelebah batangnya atau serat (Musa textilis Noe). Pisang ini juga dinamakan pisang Manila

Ø Pisang liar yang hanya digunakan sebagai hiasan seperti pisang-pisangan (Heliconia indica Lamk.), atau pisang lilin yang diambil lilinnya (Musa zebrina Van Houtte)

Buah pisang mengandung nilai gizi yang cukup tinggi sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan karbohidratnya terutama berupa zat tepung atau pati dan macam-macam gula.

Kandungan gula dalam pisang terdiri atas senyawa-senyawa seperti : dextrosa 4,6 %, levulosa 3,6% dan sukrosa 2 %.



Sekilas Tentang Tepung Pisang

Tepung pisang cukup kaya karbohidrat dan protein serta mengandung aneka ragam mineral.

Tepung pisang biasanya dimanfaatkan sebagai campuran pada industri roti, cake, biskuit, dan sebagainya. Di berbagai negara tepung pisang digunakan dalam pembuatan pastry, souffle, pudding, dan sebagainya. Juga dapat digunakan sebagai campuran pada industri makanan bayi

Ada beberapa ciri-ciri khusus tepung pisang yang bernilai baik, antara lain :

Ø Warna putih

Ø Rasa dan aroma khas

Ø Tahan disimpan 9 – 12 bulan

Ø Tidak ditumbuhi jamur

Ø Kadar air sekitar 9 11 %



Peralatan

Ada beberapa peralatan yang harus dipersiapkan untuk membuat tepung pisang dengan kualitas tinggi, diantaranya adalah :

Ø Timbangan, digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang diperlukan

Ø Pisau tahan karat (stainless), digunakan untuk mengupas dan mengiris buah pisang

Ø Telenan, digunakan untuk meletakkan buah pisang ketika diiris

Ø Alat pengering (tenaga surya atau oven), digunakan untuk mengeringkan pisang

Ø Alat penggiling, digunakan untuk menggiling pisang kering

Ø Mangkuk, digunakan sebagai tempat pisang setelah dikupas

Ø Kantong plastik, digunakan untuk membungkus tepung pisang

Ø Lilin, digunakan untuk merekatkan kantong plastik



Cara Membuat Tepung Pisang

1. Pemilihan Bahan

Pisang yang akan digunakan dipilih dari jenis pisang kepok yang cukup tua tetapi masih mentah. Pisang tersebut bebas dari gangguan hama dan penyakit serta kerusakan lain. Direncanakan mengolah pisang sebanyak 50 kg per hari.

2. Pencucian

Pisang dicuci dengan air bersih yang mengalir. Dengan pencucian ini, kotoran-kotoran yang masih melekat maupun tercampur diantara buah pisang dapat bersih.

3. Pengupasan

Pisang kepok dikupas kulitnya dan bagian daging buah yang berserabut dihilangkan. Dari bahan pisang 50 kg dapat dipilahkan menjadi : daging buah bersih 32 kg, kulit dan bagian yang tidak terpakai 18 kg

4. Pengirisan

Buah pisang diletakkan di atas telenan lalu diiris-iris tipis sekitar 1-2 mm

5. Pengeringan

Sebaiknya pengeringan dilakukan dengan alat pengering tenaga surya. Lama pengeringan sekitar 24-36 jam. Suhu pengeringan maksimum pada bagian luar 40 derajat celcius sedang bagian dalam 75 derajat celcius.

6. Penggilingan

Setelah didapatkan pisang kering, selanjutnya dapat digiling menjadi tepung. Dari 32 kg daging buah pisang menjadi 9,5 kg tepung pisang.

7. Pengemasan

Tepung pisang yang sudah jadi dikemas dalam kantong plastik. Tutuplah kantong plastik yang telah terisi tepung pisang direkatkan dengan cara disulut dengan api lilin, kemudian disimpan secara baik.

Membuat Temulawak Instan

Mengenal Tanaman Temulawak

Tanaman temulawak mempunyai nama ilmiah Curcuma xanthorhiza, merupakan herba yang menahun, dengan tinggi tanaman yang bisa mencapai 2 meter. Adapun hasil utama dari temulawak adalah umbi atau rimpangnya.

Rimpang temulawak ini terdiri dari rimpang induk yang berbentuk silindris yang ukurannya akan semakin besar seiring dengan pertambahan umur serta rimpang cabang yang berukuran lebih kecil dan tumbuh ke segala arah.

Tanaman ini dapat dikembangbiakkan dengan menggunakan umbi atau rimpang yang terlebih dahulu telah ditunaskan. Tanaman temulawak dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah hingga dataran dengan ketinggian 1.500 dpl. Adapun umbi temulawak dapat dipanen saat tanaman telah berumur kurang lebih 1 tahun.

Rimpang temulawak ini banyak mengandung beberapa macam unsur kimia antara lain : curcumin (zat warna kuning) 1,4% - 4%, minyak atsiri yang terdiri atas phellandren, kamfen dan lain-lain sebanyak 7,3% - 29,5%, zat tepung 37% - 61%, lemak, tannin, serta amilum. Minyak atsiri serta curcumin merupakan zat pemberi sifat khas pada temulawak.

Ada beberapa kegunaan khusus dari temulawak yang biasanya digunakan sebagai bahan baku dalam beberapa industri, antara lain :

Ø Industri minuman : bir temulawak, temulawak instan

Ø Industri obat/ jamu tradisional

Ø Industri bumbu dapur



Peralatan

Ada beberapa peralatan yang harus disiapkan untuk membuat temulawak instan antara lain :

Ø Pisau, untuk mengupas kulit dan memotong rimpang temulawak

Ø Parut, untuk memarut atau menghaluskan bahan

Ø Saringan, untuk menyaring bahan atau memisahkan sari-sari bahan dari ampasnya.

Ø Baskom, untuk menampung hasil pencucian, pengupasan, pemarutan, penyaringan, ataupun pemasakan.

Ø Pengaduk, untuk mengaduk campuran bahan

Ø Wajan, untuk memasak bahan

Ø Kompor, sebagai sumber panas untuk memasak

Ø Ember, untuk menampung bahan pada saat pencucian, pengupasan, dan sebagainya.

Ø Ayakan, untuk memisahkan butiran instan kasar dengan yang halus

Ø Plastik, untuk mengemas temulawak instan yang dihasilkan

Ø Lilin, lampu kecil, plastic sealer, untuk melekatkan atau menutup plastik pengemas

Ø Sendok, untuk memasukkan temulawak instan ke dalam plastik pengemas

Ø Timbangan, untuk menimbang bahan-bahan dan produk yang sudah jadi

Ø Tas plastik atau karton, untuk mengemas atau menyatukan temulawak instan kemasan kecil



Bahan – Bahan

Beberapa bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat temulawak instan adalah sebagai berikut :

1. Umbi atau Rimpang Temulawak

Biasanya rimpang temulawak yang digunakan berasal dari temulawak gajah atau temulawak emprit yang mempunyai kualitas tinggi, yaitu memenuhi persyaratan sebagai berikut :

v Sehat, tidak busuk dan tidak kisut

v Segar, belum terlalu lama disimpan

v Cukup Tua

v Bersih dari kotoran

2. Gula Pasir

Gula pasir yang digunakan haruslah berwarna putih bersih dan bebas dari segala kotoran

3. Kayu Manis

Kayu manis yang akan digunakan dalam pembuatan temulawak instan adalah kayu manis yang masih baru (belum terlalu lama disimpan) serta masih memiliki bau/aroma yang segar dan tajam. Sebelum digunakan, kayu manis tersebut harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.

4. Jeruk Nipis

Jeruk nipis yang akan digunakan harus dipilih dari jeruk nipis yang segar, berkulit tipis, tua, serta tidak cacat ataupun busuk. Sebelum digunakan jeruk nipis harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih

5. Cengkih

Cengkeh yang digunakan untuk membuat kunyit intan adalah cengkeh yang memiliki bunga utuh, tidak keriput, dan berukuran cukup besar. Sebelum digunakan cengkih tersebut harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.

6. Pandan

Pandan yang akan digunakan sebagai campuran pembuatan temulawak instan harus dipilih dari pandan yang tua dan segar. Sebelum digunakan daun pandan harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.

7. Garam

Garam yang akan digunakan untuk membuat temulawak instan harus dipilih dari garam yang beryodium, bersih dan terbebas dari kotoran berwarna putih dan terbungkus rapat.



Volume Bahan

Volume bahan yang digunakan dalam pembuatan temulawak instan mempunyai perbandingan sendiri, yaitu :

v Umbi temulawak : 5 Kg

v Gula pasir : 10 Kg

v Kayu manis : 0,25 Kg

v Cengkih : 0,25 Kg

v Jeruk Nipis : 5 buah

v Daun pandan : 50 helai

v Garam : secukupnya

Jika akan dibuat temulawak instan dalam jumlah yang besar, maka volume bahan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan atau disesuaikan dengan perbandingan yang sama.



Cara Pembuatan

Pemarutan

Umbi temulawak yang akan digunakan dalam pembuatan temulawak instan dicuci bersih dan dikupas atau dikerok kemudian diparut hingga lembut/halus. Sementara kayu manis dan cengkih dicuci dan kemudian ditumbuk hingga halus, sedangkan daun pandan dicuci bersih dan ditumbuk untuk diambil sarinya.

Pemerasan

Umbi temulawak yang telah diparut kemudian diperas untuk diambil sarinya. Demikian juga dengan kayu manis dan cengkih yang telah ditumbuk, ditambah dengan sedikit air dan kemudian diperas. Daun pandan yang telah ditumbuk, ditambah dengan sedikit dan diperas. Jeruk nipis dibelah dan diperas pula. Kemudian sari temulawak, kayu manis, cengkih, daun pandan, dan jeruk nipis tersebut dicampur serta disaring kembali.

Penambahan Gula dan Garam

Kedalam campuran sari hasil penyaringan ditambahkan gula pasir ( sebanyak setengah dari volume ) serta garam kemudian diaduk-aduk hingga seluruh gula pasir dan garam yang dicampurkan dapat terlarut sempurna.

Pemasakan

Setelah tercampur rata, sari temulawak tersebut dimasak dalam wajan dengan api sedang. Dalam pemasakan ini perlu diperhatikan agar wajan yang digunakan harus dalam kondisi yang benar-benar bersih dan terbebas dari segala kotoran khususnya minyak. Adanya minyak sisa gorengan akan menyebabkan kegagalan proses pembuatan temulawak instan.

Selama pemasakan, pengadukan harus terus dilakukan untuk menghindari penggumpalan atau penghangusan. Pemasakan terus dilakukan hingga terbentuk adonan yang kental dan berkesan berminyak

Penambahan Gula

Jika adonan sudah kental maka ditambahkan setengah volume gula pasir yang masih tersisa dan tepung beras dengan terus dilakukan pengadukan. Pemasakan dan pengadukan terus dilakukan hingga adonan mengental dan terbentuk serbuk atau bubuk. Dalam keadaan masih panas, serbuk yang terbentuk harus dihancurkan/dihaluskan menggunakan pengaduk hingga menjadi serbuk yang lembut. Penghancuran yang dilakukan dalam keadaan dingin, akan sulit dilakukan mengingat serbuk tersebut telah mengeras. Selanjutnya diangkat dari wajan dan didinginkan.

Pengayaan

Serbuk yang telah dihancurkan, kemudian diayak hingga diperoleh temulawak instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi.

Temulawak instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam kantong plastik ataupun toples.

Membuat Kencur Instan

Mengenal Tanaman Kencur

Kencur sudah cukup lama dikenal masyarakat Indonesia. Ada beberapa nama daerah dari kencur antara lain ceuka (Aceh), dan Ukap (Papua). Adapun hasil utama dari tanaman kencur berupa umbi atau rimpangnya. Rimpang kencur memiliki bentuk yang bulat memanjang. Rimpang kencur yang masih muda umumnya berwarna putih, namun seiring dengan perkembangannya umur, warna putih tersebut secara berangsur-angsur akan berubah menjadi kuning atau kecoklat-coklatan.

Kencur juga dikembangbinakkan dengan menggunakan umbi atau rimpang yang telah ditunaskan terlebih dahulu. Adapun tempat yang cocok bagi pertumbuhan kencur adalah yang berada pada ketinggian 50 m – 1.000 m diatas permukaan laut (dpl). Dalam pertumbuhannya kencur memerlukan naungan yang ringan. Tanaman kencur dapat mulai dipanen setelah berumur 9 bulan.

Rimpang kencur banyak mengandung minyak atsiri yang hangat, pedas, dan berwarna kuning berkisar antara 2% - 4%. Adapun minyak atsiri tersebut terdiri atas borneol, kamfen, H-pentadekan, para metoksi stiren, dan lain-lain.

Dari beberapa kandungan kimia seperti dijelaskan di atas, maka kencur dapat dimanfaatkan dalam beberapa macam industri antara lain :

v Industri minuman : Anggur beras kencur, kencur instan

v Industri obat/jamu tradisional

v Industri bumbu dapur

Kencur instan pada dasarnya adalah sama dengan jamu beras kencur yang sering dijual dalam bentuk cair oleh para penjual jamu gendongan. Namun dalam bentuk instan ini akan dapat lebih praktis dalam penggunaan dan penyimpanannya serta tahan disimpan dalam waktu yang lama.



Peralatan

Ada beberapa peralatan yang harus disiapkan untuk membuat kencur instan antara lain :

Ø Pisau, untuk mengupas kulit dan memotong rimpang kencur

Ø Parut, untuk memarut atau menghaluskan bahan

Ø Saringan, untuk menyaring bahan atau memisahkan sari-sari bahan dari ampasnya.

Ø Baskom, untuk menampung hasil pencucian, pengupasan, pemarutan, penyaringan, ataupun pemasakan.

Ø Pengaduk, untuk mengaduk campuran bahan

Ø Wajan, untuk memasak bahan

Ø Kompor, sebagai sumber panas untuk memasak

Ø Ember, untuk menampung bahan pada saat pencucian, pengupasan, dan sebagainya.

Ø Ayakan, untuk memisahkan butiran instan kasar dengan yang halus

Ø Plastik, untuk mengemas kencur instan yang dihasilkan

Ø Lilin, lampu kecil, plastic sealer, untuk melekatkan atau menutup plastik pengemas

Ø Sendok, untuk memasukkan kencur instan ke dalam plastik pengemas

Ø Timbangan, untuk menimbang bahan-bahan dan produk yang sudah jadi

Ø Tas plastik atau karton, untuk mengemas atau menyatukan kencur instan kemasan kecil



Bahan – Bahan

Beberapa bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat kencur instan adalah sebagai berikut :

1. Umbi atau Rimpang Kencur

Biasanya rimpang kencur yang digunakan berasal dari kencur gajah atau kencur emprit yang mempunyai kualitas tinggi, yaitu memenuhi persyaratan sebagai berikut :

v Sehat, tidak busuk dan tidak kisut

v Segar, belum terlalu lama disimpan

v Cukup Tua

v Bersih dari kotoran

2. Gula Pasir

Gula pasir yang digunakan haruslah berwarna putih bersih dan bebas dari segala kotoran

3. Kayu Manis

Kayu manis yang akan digunakan dalam pembuatan kencur instan adalah kayu manis yang masih baru (belum terlalu lama disimpan) serta masih memiliki bau/aroma yang segar dan tajam. Sebelum digunakan, kayu manis tersebut harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih.

4. Umbi Jahe

Umbi jahe yang akan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan kencur instan ini harus dipilih dari umbi jahe yang sudah cukup tua, sehat, dan segar. Sebelum digunakan umbi jahe harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih, kemudian dikupas dan dikerok.

5. Kapulogo

Kapulogo yang akan digunakan sebagai campuran pembuatan kencur instan ini harus dipilih yang padat, berisi, dan beraroma tajam. Sebelum digunakan kapulogo harus dicuci terlebih dahulu hingga menjadi bersih.

6. Umbi Kunyit

Umbi kunyit yang akan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan kencur instan harus dipilih dari umbi kunyit yang cukup tua, sehat, dan segar. Sebelum digunakan umbi kunyit harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih, kemudian dikupas atau dikerok

7. Beras

Beras yang akan digunakan sebagai campuran pembuatan kencur instan harus dipilih dari beras yang belum terlalu lama disimpan, tidak berbau menyengat. Dalam hal ini dapat digunakan beras pecah butir, karena nantinya beras ini akan dihancurkan pula. Sebelum digunakan beras disangrai dan kemudian ditumbuk hingga halus.

8. Garam

Garam yang akan digunakan untuk membuat kencur instan harus dipilih dari garam yang beryodium, bersih dan terbebas dari kotoran berwarna putih dan terbungkus rapat.



Volume Bahan

Volume bahan yang digunakan dalam pembuatan kencur instan mempunyai perbandingan sendiri, yaitu :

v Umbi kencur : 5 Kg

v Gula pasir : 9 Kg

v Kayu manis : 0,25 Kg

v Umbi Jahe : 0,5 Kg

v Kapulogo : 0,25 Kg

v Umbi kunyit : 0,25 Kg

v Beras / tepung beras : 4 Kg

v Garam : secukupnya

Jika akan dibuat kencur instan dalam jumlah yang besar, maka volume bahan dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan atau disesuaikan dengan perbandingan yang sama.



Cara Pembuatan

Pemarutan

Umbi kencur, jahe, dan kunyit yang akan digunakan dalam pembuatan kencur instan dicuci bersih dan dikupas atau dikerok, kemudian diparut hingga lembut/halus. Sementara beras disangrai dan kemudian ditumbuk hingga halus (menjadi tepung beras), sedangkan kayu manis dan kapulogo dicuci dan kemudian ditumbuk hingga halus.

Pemerasan

Umbi kencur, jahe dan kunyit yang telah diparut kemudiann diperas untuk diambil sarinya. Demikian juga dengan kayu manis dan kapulogo yang telah ditumbuk ditambah dengan sedikit air dan kemudian diperas. Air kayu manis dan kapulogo tersebut dicampur ke dalam sari kencur, jahe, dan kunyit untuk kemudian disaring kembali.

Penambahan Gula dan Garam

Kedalam sari kencur, jahe, kunyit, kayu manis, dan kapulogo hasil penyaringan ditambahkan gula pasir ( sebanyak setengah dari volume ) serta garam kemudian diaduk-aduk hingga seluruh gula pasir dan garam yang dicampurkan dapat terlarut sempurna.

Pemasakan

Setelah tercampur rata, sari kencur tersebut dimasak dalam wajan dengan api sedang. Dalam pemasakan ini perlu diperhatikan agar wajan yang digunakan harus dalam kondisi yang benar-benar bersih dan terbebas dari segala kotoran khususnya minyak. Adanya minyak sisa gorengan akan menyebabkan kegagalan proses pembuatan kencur instan.

Selama pemasakan, pengadukan harus terus dilakukan untuk menghindari penggumpalan atau penghangusan. Pemasakan terus dilakukan hingga terbentuk adonan yang kental dan berkesan berminyak

Penambahan Gula dan Tepung Beras

Jika adonan sudah kental maka ditambahkan setengah volume gula pasir yang masih tersisa dan tepung beras dengan terus dilakukan pengadukan. Pemasakan dan pengadukan terus dilakukan hingga adonan mengental dan terbentuk serbuk atau bubuk. Dalam keadaan masih panas, serbuk yang terbentuk harus dihancurkan/dihaluskan menggunakan pengaduk hingga menjadi serbuk yang lembut. Penghancuran yang dilakukan dalam keadaan dingin, akan sulit dilakukan mengingat serbuk tersebut telah mengeras. Selanjutnya diangkat dari wajan dan didinginkan.

Pengayaan

Serbuk yang telah dihancurkan, kemudian diayak hingga diperoleh kencur instan yang benar-benar lembut. Untuk serbuk yang belum lolos ayakan, dapat dihancurkan lagi.

Kencur instan hasil pengayaan tersebut kemudian segera dikemas dalam kantong plastik ataupun toples.