ikan nilem biasanya dimasak pepes karena ukurannya tidak terlalu besar.  Ikan ini bisa dijual dalam paket yang ekonomis.
A.  Pengenalan Jenis
Bentuk tubuh ikan nilem (Osteochilus  hasselti) hampir serupa dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem  relatif lebih kecil. Pada sudut-sudut mulutnya, terdapat dua pasang  sungut peraba. Warna tubuhnya hijau abu-abu.
Sirip  punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip  ekor berbentuk cagak dan simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari  keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari  keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada terdiri dari 1 jari-jari keras  dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36  keping. Dekat sudut rahang atas ada 2 pasang sungut peraba.
Ikan  nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm. Di Jawa Barat, ikan nilem  memiliki popularitas sedikit di bawah ikan mas. Di berbagai daerah lain,  ikan ini dikenal sebagai ikan lehat, regis, monto, palong, palouw,  pawas, assang, atau penopa.
Ikan ini terdapat di Jawa, Sumatera  dan Kalimantan, Malaysia, dan Thailand. Pada umumnya, ikan nilem dapat  dipelihara pada daerah dengan ketinggian sekitar 150-800 m dpl.
B.  Kebiasaan Hidup di Alam
Nilem hidup di lingkungan yang jernih.  Oleh karena itu, ikan ini dapat ditemukan di sungai-sungai.
1.       Kebiasaan makan
Nilem tergolong ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivore).
2.       Kebiasaan berkembang biak
Biasanya, ikan ini akan memijah di  akhir musim penghujan, di daerah yang berpasir dan berair jernih. Di  tempat budi daya, ikan nilem dapat dipijahkan sepanjang tahun dengan  mengatur kondisi lingkungan.
C. Memilih Induk
Ikan  nilem termasuk ikan yang produktif karena bisa dipijahkan
3-4 kali  dalam setahun. Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan pada faktor  induk dan pengaturan lingkungan pemijahan. Untuk itu, pemilihan induk  ikan nilem yang hendak dipijahkan barns memenuhi persyaratan sebagai  berikut.
Ciri induk yang berkualitas
Betina                                                            
Umurnya mencapai 1-1,5  tahun.Berat badan sekitar 100 g.Bila diurut pelan-pelan ke arah lubang  alat genital, induk betina akan mengeluarkan cairan berwarna  kekuning-kuningan.                        
jantan
Perutnya  mengembang dan terasa empuk ketika diraba. Berumur 8 bulan Berat badan  sekitar 100 g. Bila dipijat perut ke arah alat genital, induk jantan  akan mengeluarkan cairan seperti susu.
D. Pemijahan di  Kolam
Untuk memijahkan ikan di kolam, perlu mempersiapkan  konstruksi kolam, persiapan kolam, dan proses pemijahan.
1.  Konstruksi kolam
Kolam pemijahan ikan nilem berukuran 2 m2 yang  terhubung dengan kolam penetasan seluas 20 M2. Kolam pemijahan juga  terhubung dengan kolam pendederan. Jarak permukaan air dengan pintu  pemasukan air sekitar 15 cm.
2.      Persiapan kolam
Kedalaman  air di kolam pemijahan 50 cm. Sementara kolam penetasan telur yang ada  di bawahnya diisi air sedalam 30-40 cm. Dasar kolam penetasan harus  berpasir dan bebas dari lumpur agar tidak mengganggu proses penetasan  telur. Di antara kedua kolam tersebut dipasang saringan agar induk nilem  tidak hanyut ke kolam penetasan. Beberapa petani memasang bebatuan dan  menanam rumput kakawatan (Cynodon dactylon) untuk menghalangi lolosnya  induk ke kolam penetasan, tetapi tidak menghalangi air yang membawa  telur ke kolam penetasan. Adapun debit air yang masuk ke dalam kolam  diperbesar untuk merangsang pemijahan induk nilem.
3.       Pemijahan
Ikan diberok (dipuasakan) terlebih dahulu selama 3-7 hari  untuk membuang kotoran dari dalam perutnya. Pemberokan sebaiknya  dilakukan di dalam kolam yang terpisah agar tidak terjadi pemijahan yang  tidak diharapakan atau `mijah maling'.
Bila persiapan kolam  pemijahan dan kolam penetasan sudah selesai maka 20 pasang induk  dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Usahakan pemasukkan induk dilakukan  pada sore hari karena nilem menyukai memijah pada malam hari.
Menjelang  subuh, biasanya nilem akan memijah. Ikan ini akan memijah di bagian  dangkal dekat pipa pembuangan air. Telur-telur yang dikeluarkan, lalu  dibuahi. Telur tersebut kemudian akan hanyut terbawa air dan masuk ke  dalam kolam penetasan. Setelah itu, pagi harinya
induk-induk  ditangkap dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk masing-masing.
E.     Penetasan Telur dan Perawatan Benih
Telur yang bertumpuk di  dekat pintu pemasukan kolam penetasan diratakan dengan sapu lidi atau  pun garu. Bila dibiarkan menumpuk, akan banyak telur yang tidak menetas.  Kolam penetasan sebaiknya diberi daundaun pisang untuk mengurangi  intensitas sinar matahari yang masuk ataupun air hujan.
Lima hari  kemudian benih nilem bisa dipanen untuk dijual, ditebarkan ke sawah,  atau dipelihara di kolam pendederan. Cara penangkapannya dengan  menampung ikan di saluran pembuangan yang dipasang kain halus, lalu  memindahkannya secara bertahap ke hapa yang telah dipasang dengan  menggunakan ember. Benih yang dihasilkan dari sepasang nilem berukuran  100-150 g sebanyak 15-000-30.000 ekor.
F.    Pendederan dan  Pembesaran
Bila benih akan didederkan ke dalam kolam pendederan, maka  pintu air yang terhubung dengan kolam pendederan dibuka. Dengan  demikian, benih nilem akan berpindah ke kolam pendederan yang lebih  lugs.
Pembesaran ikan nilem dapat dilakukan di kolam ataupun  keramba. Ikan nilem yang dibesarkan tidak boleh semuanya dikonsumsi atau  dijual. Sebagian ikan yang dibesarkan harus dipergunakan untuk  peremajaan induk sebab induk nilem biasanya dianggap sudah tidak  produktif lagi setelah 2 tahun atau sekitar 6-8 kali telah dipijahkan.
Sumber  : Heru Susanto, 2005i
No comments:
Post a Comment